5. Speechless

477 73 5
                                    

Melihat bintang meredup hingga bulan tertutup awan hitam kemudian menurunkan hujan.
Semuanya pasti penuh kegelapan, namun entah bagaimana caranya, aku malah menemukan cahaya terang dalam dirinya.

ILY from 195 Countries

..

Kalau harus memilih antara memandangi lelaki manis yang kini sedang tertidur pulas di hadapannya atau menjadi orang terkaya di dunia. Mungkin yang akan di pilihnya kini adalah opsi pertama.

Yah.. dulu, saat masih menjadi Jeon Jungkook kecil. Cita-citanya adalah menjadi orang paling kaya di dunia, dan ia berjanji tak akan merubah mimpinya sampai kapanpun.

"Uang adalah segalanya, jika kau tak memiliki uang, maka kau tak akan memiliki kehidupan yang kau inginkan."

Bocah kecil dengan pemikiran yang labil, memiliki keinginan ingin membelikan apapun yang diinginkan kedua orang tua dan satu adik perempuannya dengan uang yang ia miliki. Lahir dari kehidupan yang sederhana, terbiasa dengan perlakuan keras namun penuh kehangatan. Jungkook kecil bertransformasi menjadi sosok pemuda dewasa yang kuat dan mandiri. Sejauh ini kehidupannya berjalan dengan baik, nyaman dan tenang, sebelum semuanya berubah menjadi kusam, hampa, penuh kesunyian.

"Eomma, kenapa Appa tak kembali lagi?"

"Bukankah Appa bilang ini akan menjadi pengabdian terakhirnya?"

Pengabdian terakhir.

Jungkook tak tahu kalau maksud dari pengabdian terakhir itu adalah ucapan selamat tinggal sebelum ayahnya pergi ke sisi sang pencipta, bukan sebuah kata lain dari beliau yang hendak pensiun dari pekerjaannya.

Itu kejadian yang sangat kelam. Jungkook tahu negara menyembunyikan sesuatu, bahkan saat Jungkook dan ibunya ingin melihat jasad sang ayah untuk yang terakhir kalinya, tapi mereka malah memberitahu disaat sang ayah sudah terkubur bernisan batu.

"Punya hak apa kalian melakukan semua itu tanpa hadirnya aku dan juga ibuku!" Jungkook berteriak keras di hadapan mereka semua. Tak ada yang menjawab, bungkamnya mereka seolah mewakili semuanya.

Tragis jika di ingat, semua masih terngiang terlampau jelas, kejadiannya seakan baru terjadi kemarin, begitu membekas dalam ingatannya.

Jungkook tersadar dari lamunan, ia sedikit menjauhkan diri begitu ia melihat lelaki manis yang di pandanginya mengerjapkan mata. Posisi mereka tengah tertidur; disatu ranjang yang sama, di sebuah kamar hotel yang sudah Jungkook pesan sebelumya.

Perlahan tapi pasti, kedua bola mata itu terbuka. Memperlihatkan keindahannya yang tak pernah bosan meski dipandang dalam waktu lama. Jungkook benar-benar menyukai iris cokelat itu, indah namun begitu kosong.

"Pagi.." Sapa Jungkook tanpa senyuman, melainkan tatapan tajam yang menghujam.

Bukan jawaban berarti, lelaki yang baru sadarkan diri itu justru membulatkan matanya takut dan menjauhkan diri seketika dari orang di sampingnya.

"Kau?" Gumamnya.

"Ya." Balasnya. Lalu sedikit mendekatkan lagi jarak. "Jeon Jungkook, itu nama asliku."

Tidak ada alasan pasti, ini pertama kalinya Jungkook dengan sukarela memberitahu identitas aslinya, terbuka secara percuma dengan seseorang yang bahkan baru dikenalnya, kemarin lusa pula. Ia tahu dirinya sudah melanggar satu peraturan kecil yang mungkin bisa membahayakan dirinya suatu saat nanti, namun rasanya untuk Kim Taehyung, ia tak bisa lagi berpikir waras.

"Taehyung?" Tegur Jungkook begitu lelaki manis itu melamun dengan terus memandanginya. Taehyung sadar, sedikit linglung dan rautnya kembali takut begitu mendapati sosok tampan yang membuatnya seperti orang gila akhir-akhir ini menatapnya tak biasa. "Hey jangan takut. Tenang saja."

ILY from 195 CountriesWhere stories live. Discover now