10. Diversion

426 66 8
                                    

Banyak dari dirimu yang sulit untuk di mengerti, mulai dari kau yang selalu membuatku bingung saat ku tanya apa kau bahagia bersamaku?

Kau hanya tersenyum tanpa jawaban atau pun hanya sekedar anggukan.

ILY from 195 Countries

..

Keduanya diam, keduanya sama-sama keras kepala, keduanya tak mau meluluhkan ego yang sama besarnya, keduanya akan tetap seperti patung yang saling berhadapan tanpa obrolan. Yang lebih tua duduk bersila di ranjang dengan raut wajah kusut, sementara yang lebih muda duduk tenang beralaskan si sofa empuk. Tatapan sengit tak terelakan, melempar pandang bagai adu kekuatan dalam keheningan.

Semuanya bermula saat kejadian naik Gondola semalam. Setelah Taehyung menyinggung soal keluarga Jungkook, perdebatan tak dapat dihindarkan. Keinginan Taehyung masih berlaku untuk bertemu keluarga Jungkook. Tapi yang lebih muda melarang tanpa alasan. Membuat adegan saling diam-diaman pun terjadi, bahkan hingga kini langit malam berganti pagi.

Baru sadar, hal yang dilakukan terkesan kekanak-kanakan, akhirnya mengalah tersadarkan pada pemikiran yang lebih muda. Berkata untuk berpamitan pada yang lebih tua setelah mendapat panggilan via suara dari teman satu komplotannya.

Jungkook bangkit dari duduknya dan berkata, "Jimin memanggilku. Kau jangan kemana-mana sampai aku pulang."

"Aku ikut!" Sahut Taehyung cepat, bahkan langsung berdiri dengan kecepatan kilat.

"Tidak! Kau tetap disini. Aku tidak akan lama, jika kau bosan aku bisa menyuruh Lucas atau Hobi hyung kemari untuk menemanimu."

Yang ditawari menggeleng kuat. "Aku mau ikut denganmu."

"Tidak bisa Tae, lagi pula aku hanya sebentar."

Taehyung berdesis dengan napas berhembus berat.

"Okey! Aku janji tidak akan membahas keluargamu lagi, asalkan aku harus ikut kemana pun kau pergi."

Jungkook yang mendengar itu sejenak diam berpikir. Kedengarannya menarik, karena bagaimanapun menyinggung soal keluarga; bagi Jungkook adalah hal yang paling ingin ia hindari. Dan si Kim cerewet Taehyung baru saja memberinya penawaran emas yang begitu menggiurkan.

"Berjanji tak merepotkan ku?"

Taehyung langsung mengangguk lalu tersenyum senang. "Aku janji!" Jari kelingking Taehyung terangkat sebagai bentuk caranya dalam menepati janji.

Jungkook menatap Taehyung yang masih memajang jari kelingkingnya di depan wajah, alis Taehyung naik turun saat Jungkook manatapnya.

"Mana kelingkingmu? Katanya janji."

Kekehan nada mengejek terdengar dari yang lebih muda. "Jadi begitu cara berjanji pria berusia dua puluh tujuh tahun ya? Apa aku harus melakukannya?"

Taehyung berdecak. Jari kelingkingnya turun. "Si paling merasa dewasa." Gerutu Taehyung yang tanpa di sadari lengkungan terangkat naik dari sudut bibir Jungkook secara diam-diam.

.

Jungkook membawa Taehyung ke sebuah tempat cukup kumuh yang cukup jauh dari hotel. Terlihat seperti bangunan tak terpakai namun masih layak huni.

Tapi pertanyaannya hanya satu, haruskah di tempat seperti ini? Taehyung hanya merasa ada aura sedikit tak enak pada tempatnya.

Sudah di duga, mereka pasti diskusi lagi. Saking sibuknya dengan itu, sampai melupakan keberadaan manusia manis yang dibiarkan duduk sendirian diujung sudut ruangan dengan beberapa makanan yang menjadi teman.

ILY from 195 CountriesWhere stories live. Discover now