Chapter 1 : Could It Be Real?

12K 777 86
                                    

⚯͛

Lampu-lampu hias itu menyinari pemukiman di Hogsmead yang terlihat tidak biasa, seolah-olah lingkungan ini sudah disihir sedemikian rupa indahnya sampai-sampai Harry tidak menyadarinya, seperti akan natal saja. Yang ia tahu natal pun tidak semeriah ini.

Harry mencoba menderapkan langkahnya dengan kagum, melintasi jalanan Hogsmead yang Harry pikir di sini adalah musim semi pertama yang dilihatnya lebih indah daripada saat musim dingin. Pertama yang dia lihat adalah toko Honeydukes tidak biasanya terlihat berbeda seperti ini, semua dihiasi warna merah muda dan violet yang sangat cantik dan meriah, seperti Valentine pikir Harry. Tetapi ia sadar bahwa hari itu sudah terlewat beberapa bulan lalu. Iya, dia ingat saat di hari Valentine, orang-orang di Hogwarts banyak memberikan coklat satu sama lain, termasuk dirinya yang memberikan coklat kepada Ron, Hermione, Neville, Seamus, Dean, Parvati, Lavender, dan tentunya Ginny.

Saat Harry melihat sekitar, ia tidak lupa lagi-lagi berdecak kagum dengan langit yang dipenuhi bintang, Harry lihat di langit dengan banyaknya bintang yang tersebar di langit Hogsmead saat ini adalah momen langka yang ia lihat di sini, lalu Harry pun tiba-tiba saja bergumam "Draconis" tanpa sadar seolah-olah telah melihat salah satu rasi bintang Draco. Ia melihat dengan samar-samar ada seorang laki-laki dengan rambut merah dengan seorang perempuan rambut coklat gimbal, Harry tahu pastilah itu Ron dan Hermione yang sedang berdiri di toko Madam Puddifoot. Saat Harry ingin mendekatinya, tanpa Harry duga ada seorang anak laki-laki yang ia kenal pasti, rambut pirang-platina nya sangat mencolok mendekatinya dengan wajah angkuh dan terlihat sangat intens melihat Harry dari bawah hingga atas dan Harry merasa déja vu dengan ini semua. Iya, Harry ingat saat di tahun ke-3 saat pelajaran Pemeliharaan Satwa Ghaib dengan Slytherin, Malfoy melihatnya seperti ini sebelum ia mempermalukan Harry.

Harry merasa mual, ia tahu pasti Malfoy akan mempermalukannya atau menjahilinya di depan umum dan Harry merasa takut itu terjadi, bahkan ia berharap Malfoy juga tidak melihatnya seperti itu saat ini membuat sisi kiri dada Harry terasa aneh. Alih-alih semua hal yang dipikir Harry itu nyata, siapa sangka ternyata Malfoy menggenggam tangan kanan Harry dengan lembut dan tidak tahu Malfoy akan melakukan apa padanya.

Harry terkejut karena Malfoy melihat terarah kepadanya dengan tatapan lembut yang tak pernah Harry lihat seolah-olah tatapan angkuh tadi hanya untuk orang-orang yang memandangnya dengan tak suka. Harry sepertinya akan jantungan karena terus-terusan terkejut kala Malfoy tersenyum ramah kepada dirinya dan bersikap manis seolah Harry adalah hal yang begitu berharga di hidupnya. Oh hentikanlah! Malfoy sudah gila sepertinya dan Harry pikir ia juga sama gilanya, mengapa pula di saat seperti ini jantungnya tidak berhenti berdegup kencang.

"M-malfoy?" Kata Harry gugup, melihat pemandangan di sebelahnya saat ini sangat langka seolah-olah akan tertanam di benak Harry kala itu juga. Di mana Malfoy tiba-tiba memeluknya dan membisikkan sesuatu yang membuat bulu kuduk Harry berdiri.

"Harry, I love you as always I did when we first met." kata Malfoy yang semakin erat mendekap Harry seolah-olah dia akan kabur saja dan Harry belum bisa mencerna semua ini.

"A-pa maksudnya semua ini? Apakah ini nyata, Malfoy?" Kata Harry di sela-sela pelukannya. Hangat sekali pikir Harry sehingga dia tidak mau melepasnya selama mungkin.

"Yang benar saja Harry, kita sedang kencan loh ini kan hari anniversary kita yang ke-3 tahun. Kamu tidak sadar semua ini aku yang buat? Kebiasaan lamamu masih ada ya, panggil saja aku Draco, Harry." Malfoy tersenyum setelah mengatakan itu semua dan jangan tanya keadaan Harry sekarang.

Tidak mungkin seperti itu, yang Harry ingat dia dan Malfoy saling melemparkan kebencian satu sama lain dan semua yang ia alami saat ini adalah sesuatu yang tidak seharusnya terjadi tetapi Harry sedikit senang dengan ini, entah kenapa. Memang saat pertama kali bertemu Malfoy, Harry merasa kagum dengannya karena Malfoy terlihat menarik dan mungkin saja itu perasaan kagum antar orang yang baru saja bertemu, tidak begitu lagi sampai dia sangat angkuh menghina Ron.

How Can I Belong To You? (Drarry)✓Where stories live. Discover now