Chapter 8 : Unexpected Things

3.7K 475 73
                                    

⚯͛

Melihat bagaimana orang yang pernah saling bermusuhan menjadi dekat, beberapa dari mereka masih belum terbiasa melihatnya. Lain hal dengan Ginny yang sangat mendukung Harry untuk terus bersama Draco, menyarankan hal ini dan itu dan sebagainya. Ginny pernah menyarankan jangan melewatkan kesempatan jika bisa berpegangan tangan dengan Draco atau melakukan sexual tension lainnya. Ginny terlihat sangat ahli—memang, Ginny lah orang pertama yang mengetahui ini, ia bisa diandalkan dengan bisa menutup mulutnya.

Jika bertanya dengan Ron dan Hermione, mereka tidak berkomentar apapun. Hermione terlihat setuju dan tak peduli dan Ron yang selalu menatap Harry dengan aneh, jika kalian berharap itu tatapan tajam ataupun benci—Ron yang sekarang suka sekali menatapnya jahil. Tetapi bagaimana jika Ron juga ternyata sudah mengetahui hal itu? Tentang perasaannya pada Draco. Harry merasa tak yakin, tetapi selama ini yang Harry sadari jika Ron mengetahui sesuatu hal mengenai dirinya.

Tentang Draco, ia memang berteman dengan Viktor Krum—terlihat jika mereka beberapa kali berbincang berdua dengan akrab—layaknya teman. Seperti saat ini Harry yang akan menghampiri Draco di danau hitam, dirinya menangkap pemandangan di mana Draco dan Krum sedang asik berbincang berdua, sampai pada mata Krum melihat Harry, ia terlihat tersenyum melirik ke arah Draco—seperti sedang mengatakan sesuatu. Krum dengan cepat pergi dari sana dan tidak lupa untuk menyapa Harry. Tatapan Krum menyiratkan sesuatu, sangat aneh kalau Harry boleh jujur.

"Kau berteman akrab dengannya? Sudah lama?" itulah awal pembicaraan Harry kepada Draco, terdengar sangat ingin tahu memang, tetapi apa salahnya? 'Kan mereka sudah menjadi teman.

"Bisa dibilang begitu, aku berteman saat dia pertama kali menginjak kaki di Hogwarts, mungkin." jawab Draco terasa jahil di pendengaran Harry.

"Ada keperluan apa dia?"

"Hanya berbincang biasa."

"Jika temanku melihat Krum, bola matanya sangat berbinar mengagumi. Itu dulu sampai Krum sepertinya suka dengan temanku yang satunya ..."

"Temanmu penggemar Krum pasti silly Weasley itu?"

Harry mengernyit, "Jangan berbicara seperti itu! Dia masih sahabatku tahu, aku tak suka ya!" Draco meminta maaf, tunggu—DRACO MEMINTA MAAF! Momen ini akan Harry catat baik-baik di dalam bukunya!

"Sebenarnya iya yang aku maksud itu Ron, aku rasa Krum menyukai ... Hermione? Aku hanya menebak sebab Krum sangat jelas mendekatinya."

"Krum lebih bergerak cepat dari dugaanku, selalu berdiam membaca di perpustakaan tenyata membuahkan hasil." ujar Draco sontak membuat Harry membulatkan matanya.

"Kau tahu itu semua?"

"Tentu, ia selalu cerita kepadaku. Tapi aku salut, dia lebih berani sedangkan aku tidak." Harry sadar, Draco sedang membuka diri—tentang seseorang yang Draco kagumi. Iya, Draco sedang menyukai seseorang. Jantung Harry tidak siap, ia takut dan gugup. Bohong jika Harry tidak berharap jika Draco juga menyukainya. Jika bukan, siapa orang yang dapat memikat hati sang pangeran Slytherin ini Harry sangat penasaran.

"Memangnya kenapa? Kamu seharusnya lebih berani, kamu 'kan Slytherin." Draco melirik Harry sekilas, ia tersenyum tipis, sangat tipis.

"You know what? My besties always called me Dracoward because ... Yes I am. Aku pecundang, Potter."

"Kenapa tak mau mencoba? Kamu juga sudah mencoba menjadi temanku, kamu tidak malu untuk mengajak aku menjadi temanmu walau awalnya aku merasa tidak percaya dan aneh saja jika seorang Draco Malfoy mau berdamai denganku—musuh bebuyutannya. Aku takut kamu punya maksud lain di belakangnya. Tetapi itu semua sudah kamu buktikan jika kamu benar-benar ingin menjadi temanku." Harry tak tahu mengapa mulutnya tak bisa berhenti bicara, ia malah menyarankan hal yang bisa saja menyakitkan hatinya jika orang yang dimaksud Draco itu bukan Harry.

How Can I Belong To You? (Drarry)✓Where stories live. Discover now