Chapter 11 : You Act. Dumb For A Thousand Times

3.5K 420 58
                                    


Hapee reading!!

⚯͛

Langkah Harry terdengar bergema di sepanjang lorong yang temaram, suasana hatinya tak bisa ia deskripsikan. Ia masih mengingat tentang ucapan Dumbledore dan ajakan Draco. Beberapa menit yang lalu saat Draco memeluknya singkat, hal kecil seperti itu membuatnya senang walau mungkin hanya ia yang merasakan hal berbeda; Draco yang menganggapnya teman dan Harry yang menganggap Draco lebih dari itu. Biarkan saja jika kedekatan keduanya membuat Harry sakit saat melihat Draco dan Pansy, asal Harry bisa dekat dengan Draco pun Harry tak masalah dengan hal itu, ia kuat. Apa kalian lupa jika Harry adalah The Boy Who Lived? Hanya dengan menahan rasa sakitnya saja, itu mudah.

Berbicara tentang Ron dan Hermione yang sudah Harry ceritakan tentangnya bahkan tentang Draco, mereka hanya berharap yang terbaik dan tak memaksakan perasaan Harry untuk lebih jauh, karena jika urusan hati dan seseorang ingin ikut campur lebih, maka akan berantakan sudah. Harry tak menyangka dengan respon kedua sahabatnya itu, ia pikir jika cintanya kepada sesama jenis apa lagi dengan Draco akan ditentang habis-habisan. Yang anehnya lagi jika Ron bahkan terlihat santai.

Harry menghentikan langkahnya saat mendengar samar-samar seseorang berbicara. Matanya menangkap Snape dengan Igor Karkaroff sedang berbincang sesuatu yang terlihat serius. Lengan baju yang disingkap itu menarik perhatiannya sebab sesuatu tercetak di sana dengan warna hitam legam. Lengan itu milik Igor Karkaroff. Harry tersentak saat dirinya tertangkap basah, Igor Karkaroff meninggalkan ruangan itu dengan tatapan sinis kepada Harry yang entah salahnya apa.

"Mr. Potter." Snape memanggilnya saat Harry ingin melangkah pergi.

"Selamat, penampilanmu di danau hitam sangat menginspirasi. Gillyweed ku tebak, benar?"

"Ya, Sir."

"Jenius." Snape berjalan ke ruangan yang Harry lihat penuh dengan ramuan.

Kaki Snape melangkah naik ke tangga untuk mengambil sesuatu.

"Gillyweed adalah herba yang agak langka. Bukan sesuatu yang dapat ditemukan di kebun biasa." Snape masih sibuk mencari sesuatu.

"Begitupun ini." ujar Snape memperlihatkan botol yang entah isinya apa.

"Kau tahu ini apa?"

"Tidak, Sir."

"Veritaserum. Jika aku taruhkan satu tetes saja maka rahasiamu akan terbongkar. Jujur Potter, kau mengambil ramuan Polyjuice lagi?" ujar Snape dengan datar dan mengintimidasi.

"Tidak, Sir." Harry dengan sungguh-sungguh.

"Tanganku bisa saja menaruh ini dalam makan siangmu, Potter."

"Tidak Sir, aku bersumpah!" profesor Snape langsung menutup pintunya kencang, Harry hanya bisa terdiam di tempat. Ia tak tahu apapun tentang bahan-bahan racikan Polyjuice yang hilang. Hari ini penuh dengan kejutan dan Harry tak mau memikirkan terlalu dalam. Seolah itu bukan masalahnya, Harry melenggang pergi untuk segera kembali ke asrama berniat beristirahat; pikirannya penuh saat ini.

"Haaahhh!!!" dengus Harry pelan saat tubuhnya ia biarkan terjatuh di sofa ruang rekreasi Gryffindor. Mungkin beristirahat sejenak di sana tak begitu buruk, ruang rekreasi pun terlihat tak banyak orang.

Harry sibuk untuk mencari posisi nyaman untuk memejamkan sejenak mata yang lelah juga pikirannya. Bulu mata yang lentik itu ikut bergerak saat matanya sudah tak bisa bohong untuk terjaga. Saat beberapa detik dirinya menikmati keheningan, tiba-tiba saja terdengar suara riuh yang Harry kenal pasti bahwa itu adalah Ginny dan dua temannya, yaitu Lavender serta Parvati. Oh memang bukan ide bagus dirinya diam saja di ruang rekreasi Gryffindor. Harry pun dengan perlahan membuka matanya dan duduk dengan tegak saat Ginny, Lavender, dan Parvati duduk bersamanya.

How Can I Belong To You? (Drarry)✓Where stories live. Discover now