Chapter 13 : Revealed All Those Sh*ts

3.2K 374 20
                                    


Happee reading!! 🤓

⚯͛

He's still not coming back.” Ia menelan saliva yang mencekat di tenggorokan, ia serak untuk bicara. Tangan pucat itu berkeringat dingin gemetar, di mana jantungnya pun berdetak seirama dengan ketukan sepatu yang frustasi. Aliran darah mendesir ketika dirinya menebak-nebak apa yang terjadi.

Para audiens yang memenuhi tribun terlihat bosan untuk menunggu, juga Hermione dan Ron yang harap-harap cemas di sana. Ginny hanya bisa menggigit pipi dalamnya, melihat semua orang jenuh dan tegang membuat suasana itu tak nyaman.

Puluhan menit setelah Fleur keluar dari maze karena kiriman bunga api yang Harry dan Cedric lakukan, penonton terkejut karena Krum yang tersihir dan membuatnya ikut keluar juga. Jadi, tinggal tersisa dua orang yang bertahan. Awalnya Hermione, Ron, dan Ginny bahkan teman-teman dan keluarga Weasley sangat senang, tetapi hingga saat ini pun dua peserta itu tak menunjukkan batang hidungnya sama sekali membuat beberapa dari mereka cemas.

“Ron ... Sungguh aku benci mengatakan ini,” Hermione menatap Ron dengan wajah tak bisa ditebak. “Perasaanku tak enak.”

“Harry dan Cedric sudah lama di dalam sana, apa terjadi sesuatu? Ataukah pertandingan ini lebih sulit ...” Hermione dengan segala pikirannya.

“Pastinya kita tidak tahu, Hermione.”

“Walaupun dia tak menang, yang aku inginkan adalah dia baik-baik saja.”

“Kita semua berharap seperti itu.” Ron menggenggam tangan Hermione. Kedua tangan mereka sama-sama berkeringat dingin.

Di lain sisi, ada insan dengan perasaan yang berkecamuk dan resah menjadi satu. Ia menyesal tak jujur. Mengaku bahwa pengecut mungkin sudah melekat pada raganya. Ia benci mengatakan bahwa ia berani, sungguh ia jauh dari itu. Pikiran-pikiran yang mungkin membawa mimpi buruk selalu terbesit di sana, dengan keringat menetes tepat di pelipis.

He's not okay.” gumam Draco di sela lamunan.

Di sudut pandang Draco saat ini, semua penonton sangat menunggu sang juara dan akan berbahagia setelahnya dan mungkin mengadakan pesta. Tetapi apa yang telah ia ketahui selama ini, membuatnya menjadi orang yang sangat jahat di dunia, juga orang di samping kiri-kanannya; Blaise dan Pansy yang tak tenang sedari tadi. Iya, mereka tahu apa yang terencana di dalam sana, semua berkat ibu Draco yang selalu mengirimkan surat dan menceritakan apa saja yang ayahnya lakukan.

Draco akui ia pengecut, dia bukan Harry yang mungkin akan mengorbankan nyawanya untuk menolong. Kadang, Draco tak suka dengan sifat 'hero' Harry, tetapi setelah apa yang ia alami sekarang, ia jauh berbeda dengan Harry dari segala sisi. Harry jauh lebih baik.

Untuk Harry yang belum menjadi Harry-nya, ia benar-benar ucapkan maaf, maaf, maaf, dan hanya maaf.

Setelah apa yang sudah Draco lakukan sejauh ini, perjuangannya terasa sia-sia kala semua itu ada campur tangan mereka, para pengikut Pangeran Kegelapan. Ia merasa tak layak untuk Harry. Tak ayal, Harry itu hampir sempurna dan juga 'rebel', tapi itu tak masalah karena Harry memang selalu membuat dirinya terpukau.

Terdengar sayup-sayup penonton berteriak dan bertepuk tangan gembira, artinya sudah ada pemenang yang berhasil mengambil piala Triwizard itu. Entah apa yang mereka alami setelahnya, membuat seluruh penonton di sana terkejut.

“Dray, mereka kembali!! Oh-- Tidak, ada seseorang yang meninggal!” Pansy menjerit dalam mulutnya yang tertutup tangan dengan mata berkaca-kaca, Draco yang dari tadi hanya melamun, seketika terperanjat berdiri dan cepat-cepat menuju lapangan.

How Can I Belong To You? (Drarry)✓Where stories live. Discover now