Chapter 12 : Try To Fix It

3.3K 389 24
                                    

Hello aku kembali dari hibernasi haha

Happy reading💜

시작하자!

⚯͛

Hujan deras dengan tak segan turun dari gumpalan uap air yang lama terbendung, sepertinya langit sedang sendu bagai diri seorang anak laki-laki dengan rambut seperti sarang burung itu. Hujan yang tak kunjung reda dan sedikit gemuruh bersahutan di atas sana dengan kilat yang sekali-kali menunjukkan dirinya, membuat beberapa murid Hogwarts memilih untuk berdiam di asrama ataupun yang suka berkeliaran, mereka lakukan. Jam sudah menunjukkan hampir tengah malam, tapi beberapa orang memutuskan untuk tetap terjaga. Setelah kejadian dua jam lalu, semua sudah berantakan, sama seperti hati seorang Harry Potter kala itu juga.

Jika dirinya melihat ke belakang, Harry tahu bahwa cintanya sudah tak ada harapan. Rencana memberanikan diri untuk menyatakan perasaan sudah menguap setelah apa yang terjadi. Harry tak tahu apa yang ada dalam pikiran seorang Draco Malfoy hingga sangat bodoh untuk memaksakan dirinya dijodohkan seperti tadi dengan Cedric. Harry tahu bahwa Draco mungkin ingin bersikap baik dan terlanjur menganggap Harry dan Cedric benar-benar mempunyai hubungan, tetapi semua perasaannya adalah urusannya dan orang lain--termasuk Draco tak berhak ikut campur.

Semua, Harry ceritakan semua pada orang-orang bersangkutan yang telah mengetahui tentang dirinya dan Draco. Harry memutuskan untuk tak ada lagi rahasia kepada para sahabatnya dan temannya, walau tadi dirinya bimbang untuk memberi tahu setelah Hermione menegurnya karena mata sembab dan hidung yang memerah.

Kini, lima orang di depannya itu tengah sibuk dengan pikirannya masing-masing; Ginny yang masih dengan wajah masam; Parvati dan Lavender yang gugup tak tahu ingin berkata apa; serta Ron dan Hermione yang masih dengan bekas luapan amarahnya.

Hermione menepuk pelan bahu Harry, kepala Harry mendongak dengan mata yang menatap Hermione, terlihat dirinya masih ingin menyenderkan kepalanya kepada bahu gadis itu, Harry pun menampilkan ekspresi bertanya. Beberapa detik Hermione hanya terdiam. Harry yang tak kunjung dapat respon pun menggoyangkan sedikit tubuh Hermione, dirinya masih mendengar deru napas kesal dan amarah gadis itu di sisinya.

"Eum ... Ka-kamu istirahat ya Harry? Turnamen Triwizard tugas terakhir akan dilaksanakan beberapa hari lagi--hanya ingin memastikan kamu baik-baik saja jadi, kamu perlu banyak istirahat." ujar Hermione dengan pelan dan mengusap lengan Harry lembut. Walau terdengar gugup, Hermione menarik lengkungan bibirnya ke atas tersenyum.

"Iya Hermione, aku juga merasa capek haha mungkin kebanyakan nangis," Harry mengusap wajahnya yang masih ada bekas air mata. "Okay, aku masuk duluan ya ..." Harry tak tahu mengapa begitu canggung, ia juga melihat Ron yang sedari tadi menghela napas kasar dan juga entah mengapa Ron enggan meliriknya. Ginny, setelah Harry menceritakan apa yang terjadi, gadis itu sangat kebingungan dan marah. Harry juga tak tahu setelahnya mengapa Ginny hanya banyak terdiam, mungkin ia sedang mencerna apa yang terjadi.

Harry melangkah pergi masuk ke dalam kamar, ia membaringkan tubuhnya dan memijat kepalanya letih. Ia letakkan kacamata di atas nakas dan membenarkan posisi tidurnya. Harry belum membuka setelan jas dinner nya, ia terlalu malas dan tak selera untuk melakukan apapun. Ia menangis lagi. Di kamar itu hanya ada Harry di sana dan dirinya menggunakan kesempatan itu untuk menangis sepuasnya dengan wajah tertutup selimut.

Tiba-tiba terlintas dalam benak Harry bayang-bayang dirinya dan Draco di tahun pertama, ia ingat pertama kali bertemu seorang murid Hogwarts di Madam Malkin yang ternyata adalah Draco Malfoy--si angkuh dari Slytherin yang beruntungnya ia terpesona dengan si pirang tersebut, ia akui. Tetapi setelah mengetahui tentang Draco--si pirang banyak bicara dan angkuh, Harry tahu mengapa dirinya dan Draco bisa menjadi musuh. Kenangan itu tak pernah ia lupakan. Maka, air matanya mengalir lagi dan Harry menangis dalam diam.

How Can I Belong To You? (Drarry)✓Where stories live. Discover now