~•[[Part 7 : Curhatan cowok Badboy!]]•~

53 18 14
                                    

~ [[00

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~ [[00.12]] ~

Malam hari yang dingin. Gelap tenang, sedikit awan bernaung, dan bulan terlalu bundar dicapai oleh sedikit mata beberapa pengendara. Terang lampu pinggir trotoar, terlibas oleh satu motor sedang membonceng seseorang laki-laki yang menunduk memakai helm Hello Kitty milik si pengemudi. Sosok remaja laki-laki berkacamata sedang serius menyetir motor ialah Fauzan, teman, mungkin sahabat, juga anggota geng seperpalakan paling loyal yang sepak terjang geng tersebut telah lama di ketuai oleh Roni. Kini, Roni adalah remaja laki-laki yang tengah Fauzan bonceng. Mau tidak mau, Roni menunduk sepanjang perjalanan. Ia malu, sosok 'Badboy' sepertinya malah diminta Fauzan memakai helm Hello Kitty merah muda milik kakak perempuan sepupunya. Untuk helm Fauzan sendiri adalah helm biru muda dengan stiker karakter fiktif Doraemon.

"Ron?" sela waktu, Fauzan membuka obrolan.

Roni tidak acuh, namun dia merespon lewat anggukan serta alis terangkat. Tidak berlangsung lama, dia lebih banyak menunduk. Sepertinya kondisi Roni down, lelah bisa jadi. Apalagi, tidak banyak membentak atau menyerocos kepada Fauzan begitu tahu kalau dia menjemputnya terlalu larut. Alasan Fauzan disertai cengegesan kalau dia telat akibat ban sepeda motor milik Roni bocor di tengah perjalanan. Salah satu alasan lain adalah sepupu kakak perempuannya banyak mau, minta agar Fauzan membantunya mengantarkannya membeli beberapa keperluan kegiatan kuliah. Daritadi, wajib bagi Fauzan banyak meminta maaf. Meski terlalu berlebihan. Dia takut Roni tidak mau meminjaminya sepeda motor lagi bilamana atas ulahnya menyebabkan Roni ngambek. kadang Roni hobi melamun tanda sedang ada pikiran dan masalah. Untuk itu, Fauzan mencoba mengajak Roni komunikasi sepanjang sepeda melaju dalam kecepatan sedang. Malah Roni menjawab ala kadarnya. Singkat menjawab, seperti "Ya?" lalu "Gue capek, ssst!" serta "Apa sih panggil mulu Zan? Ngantuk gue."

"Ron? Diem mulu?" Disini Fauzan begitu heran. Dia lebih bingung harus bagaimana karena tidak pandai memberi motivasi. -"Sabar Ron. Orang tua bertengkar sudah biasa." Sedikit melirik belakang, hampir menoleh sepenuhnya setelah berpikir takut nanti Roni memberikan bogem.

Roni baru ada seucil kekuatan membuka mulut, "Gue marah sama lu!" ketusnya mendekatkan diri.

"Hah? Apa Ron?" Fauzan mengangkat kacamata, lalu sesekali menoleh.

"Budeg! Gue marah anjir lu!" Tiba-tiba Roni menggebuk pundak Fauzan. Betapa kagetnya Fauzan, hampir oleng sepeda motor agak butut itu. Untung, Fauzan mampu mengendalikan stang.

"Owalah, Iya Ron. Emang gue juga males main game. Iya Maaf, kalau gue beban di tim." Mengira Roni membahas hal demikian dan sedikit budeg, lihatlah Fauzan terkekeh tolol.

"Hah?" Suara Roni bebarengan ketika angin kencang selalu membuat samar untaian kata. -"A-Apa lu kata? Ulang-ulang!" desaknya langsung kedua tangan meremas kuat pundak Fauzan. Itu bukan pembullyan, dalam pertemanan geng, guyonan sedikit main fisik sudah biasa bagi mereka.

"Aahhh, sakit Ron!" protes Fauzan ingin menyenggol jari-jemari kuat Roni meski tetap harus menyetir. Berlalu beberapa pengemudi mobil, melihat keduanya penuh tanda tanya karena tingkah aneh mereka.

Ada Suka - Ada DukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang