~•[[Part 2 : Misi atau komisi?]]•~

95 43 23
                                    

⌛ ⌛ ⌛

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⌛ ⌛ ⌛

Roni berlari tunggang-langgang menuju kelas 10 AK 1 di lantai atas. Derap langkah terdengar keras ketika Ia memijak anak tangga.

"Permisi! Permisi!"
Semua anak yang lewat diterobos Roni karena buru-buru.

Akibat terlalu kencang, Roni jatuh terpeleset tepat menghadap pintu kelas 10 AK 1. -"Aduh!" kepalanya terjedot bagian pintu hingga terbuka lebar mengejutkan seluruh anak dalam kelas.

"Gue kira guru anjir!"
Kejut salah satu siswi yang langsung memasukkan lipstick ke dalam saku.

"Sial banget gue!"
Roni menggerutu dan mulai berdiri sempoyongan.

"Eh, itu anak kelas 10 Multimedia?"

"Tukang palak datang lagi, hadeh!"

"Gangguin gue lagi baca novel aja."

Siswi-siswi kelas 10 AK 1 berbisik-bisik melihat kedatangan Roni.

"Gue boleh masuk, gak?"
Roni mengetuk-ngetuk pintu, meminta izin sebelum melangkah masuk.

Ketua kelas cantik berjilbab berjalan menghampiri Roni. -"Ada apaan? Pintu kebuka gini pake izin masuk segala."

"Gini-gini gue juga punya etika, kali..."
Roni berpaling memasang ekspresi datar.

"Emang tau apa lo tentang etika? Orang lu keluar masuk BK gitu!"

"Bawel banget, gue boleh masuk gak?"

"Ada apaan? Kalau mau macem-macem awas lo, ya!" telunjuk ketua kelas menuding wajah Roni.

"Iya...Putri saswita."
Eja Roni membaca nama di dada sang ketua kelas bernama Putri tersebut.

Melihat keisengan Roni, Putri langsung menutupi nama dada menggunakan kain kerudung. -"Gak sopan banget lu!" ketusnya memicingkan kedua mata.

"Gak sopan apanya, cuman ngapalin nama asli lu. Sensi amat." Roni menyindir dengan begitu sinis.

"Ya, udah! Cepet ada apaan?"
Tagih Putri.

"Disini bukannya ada cewek namanya Lidia vernanda?" tanya Roni memastikan.

"Kemarin ada, sekarang udah keluar."
Jawab Putri menekuk kedua tangan.

"Keluar apa pindah?"

"Putus sekolah!"
Ketus Putri.

"Masalah ekonomi?"
Roni menyahuti.

"Kok lu tau?"
Menatap Roni curiga.

Senyuman menyeringai terpampang pada wajah Roni. "Gue kan punya banyak anak buah. Jadi telinga gue ada banyak!" sambil menyenderi pintu.

"Mau tanya itu doang? Pergi sono! Geng kita mau ngadain sumbangan!" kedua tangan Putri mendorong Roni sampai keluar dari batas pintu.

"Asik, nih! Kesempatan!"
Batin Roni kegirangan.

Ada Suka - Ada DukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang