~•[[Part 10 : First Love Lidia]]•~

25 15 26
                                    

"Gak mungkin!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gak mungkin!"

Semakin tegang, ujung jemari Lidia digigit, banyak bergeleng-geleng.

"Lid? Kenapa?"
Wajar Roni terserang cemas. Lidia enggan menjawab.

"Are you okay?"
Sejenak Mr. William meletakkan buku bacaan, menoleh sekeliling penuh tanda tanya. Memutuskan mendekat.

Anehnya badan Lidia mulai bergetar. Mundur selangkah demi selangkah dengan ceruk wajah takut.

"Lid?"
Roni sigap menarik satu tangan Lidia, menggandeng sekaligus memegang punggung tangannya. "Tangan lu dingin banget? Lu kayak ketakutan gitu?"

"No!"
Telapak tangan yang lama digigit menutup rata muka gadis penjual koran. Badannya tidak lagi tegak. Roni yakin, sekilas muka Lidia hampir merah tadi.

"Sepertinya Anda buku bantuan? My name Mr. William. Ummm ... I'm waiting someone in ... Here."

"Bapak Mr. William kan?"
Terpaksa Roni mengambil alih tujuan Lidia.

Mr. William mengangguk. Kedua tangan tersingkap lebar. Jujur, raut kebingungan terpatri jelas. Sebagaimana kebingungan Roni.

"Who are you? Boy friend this girl?"

"Saya pacarnya pak!" Roni bersungut mengucapkannya. Tanpa dicegah Lidia, yang masih menutup muka.

"Kenapa dia menatap saya seperti itu? Saya membuat masalah kah? Why?" tanya Mr. William terfokus Lidia dengan aksen British.

"Namanya Lidia pak, dia yang ingin ketemu bapak!"

"It's Lidia? She?"

Roni mengangguk serius. Merangkul Lidia yang jelas-jelas ketakutan. Pasti Mr. William ada sangkut pautnya mengenai semua ini.

"Oh, Lidia. Benar." Lama Mr. William menunduk. Memejamkan mata untuk mengingat-ingat. Telunjuk jarinya lemah menghadap depan. "Ya, saya ada janji dengan Lidia. But, why? Maksud saya, kenapa dia mendadak seperti ini?" Membuka sayu kedua mata.

"Bapak penjahat ya?"
Tiba-tiba Roni mencecar seenaknya. Ketularan Olivia:v

"Hah? No!"
Mr. William tersenyum masam. Sedikit ketawa.

"Lid, lu gak papa? Jelasin dong kenapa?" Mendekatkan wajah.

Direspon Lidia geleng-geleng. Memalingkan wajah yang terus disembunyikan dibalik telapak tangan rapat itu.

"Ehm!" Mr. William berdeham. Memutuskan melangkah lebih dekat. "Lidia? What happen? Saya menakutkan kah? Atau ada hal lain?"

"STOP!!!"
Seketika Lidia membentak. Semua orang mampu mendengar bentakan tersebut. Tersentak.

"Lidia..."
Sekarang Mr. William jadi tontonan orang-orang.

"Lid?" Roni sulit mencibir banyak.

Singkapan muka Lidia terbuka, tampak dia terisak dengan muka merah bercucuran air mata. Duduk jongkok, memukul-mukul lutut secara lemah.

Ada Suka - Ada DukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang