21

1.6K 191 19
                                    

Di sebuah hutan tak jauh dari kediaman Uchiha, Itachi tengah duduk di sebuah dahan pohon sembari menatap keatas langit malam dengan bulan yang bersinar terang, serta bintang yang bertaburan menghiasi langit malam yang gelap.

Itachi menutup kedua matanya dan merilekskan dirinya. Ia bisa merasakan hembusan angin malam yang dingin, suara jangkrik serta suara hewan-hewan malam yang tengah beraktivitas. Pikirannya kembali menerawang ke rapat yang dilakukan seluruh anggota Uchiha tadi sore.

Ia masih ingat dengan jelas semua anggota Uchiha beserta dengan Ayahnya yang tengah memimpin rapat tersebut. Disana ia bisa merasakan semua luapan emosi yang mereka curahkan tentang rencana yang akan mereka lakukan terhadap desa mereka sendiri. Akibat ketidak adilan yang mereka dapatkan dari para petinggi Konoha.

Itachi beserta Shisui hanya bisa diam mendengar apa yang 'keluarga' mereka katakan. Tanpa bisa mencegah, maupun mengeluarkan pendapat mereka sendiri. Karena mereka berdua tau, apapun yang akan mereka katakan tidak akan pernah dianggap, dan malahan mereka berdua dianggap sebagai penghianat yang lebih memilih 'Mereka' daripada mereka sebagai anggota keluarga mereka sendiri.

Bagaimana juga Itachi tau, kalau apapun yang akan 'keluarga' mereka lakukan. Yang terkena imbasnya bukan hanya Desa, melainkan mereka sendiri. Itachi tidak mau terjadinya sebuah Konflik di desanya ini, apalagi keluarganya lah yang memulai. Memang Itachi setuju soal ketidakadilan yang keluarganya dapatkan, tetapi bukankah masih ada cara lain selain pemberontakan yang akan mereka lakukan besok, iya kan?

"Masih memikirkan yang tadi?" Tanpa Itachi sadari, Shisui sudah ada dan duduk di sampingnya "Terkejut ya~?" Ejek Shisui yang tengah menahan dirinya agar tidak tertawa ketika melihat ekspresi Itachi yang terkejut.

Itachi memasang wajah datar "Enggak kok" Itachi berusaha untuk tidak tersipu malu, sebab Shisui terkekeh yang menandakan kalau dia tidak percaya padanya "Kapan kau kemari?"

Shisui sontak tertawa terbahak-bahak. Ia bahkan hampir terjatuh jika saja dia tidak menyambungkan cakranya dengan pohonnya "Saat kau sedang asyik memikirkan masa depanmu yang kelam~"

Shisui berniat bercanda, cuman melihat ekspresi Itachi yang sama sekali tidak termakan jokesnya, maka Shisui hanya bisa meminta maaf sekaligus tertawa kaku agar suasana tidak terlalu berat.

Itachi hanya mendengus kasar dan lebih memilih kembali melihat ke arah langit, daripada kepada Shisui. Mereka berdua pun diam dan Shisui mengutuk dirinya sendiri, karena dialah yang membuat suasana diantara mereka berdua menjadi sangat awkward.

"Apa yang harus kita lakukan Shisui?" Tanya Itachi yang tak bisa menahan rasa frustasi sendari tadi.

Shisui menghela nafas dan ikut melihat keatas langit. Tanpa sengaja, matanya melihat sebuah gagak yang tak jauh dari mereka berada. Gagak itu terus menatap keduanya dengan matanya yang entah kenapa sangat merah. Shisui seperti merasa melihat mata sharingan di Gagak tersebut. Tetapi belum sempat Shisui mengaktifkan sharingannya, Gagak tersebut pun pergi meninggalkan sebuah pertanyaan di benak Shisui.

"Aku tidak tahu Ita" Jawab Shisui jujur. Ia sendiri pun sama dengan Itachi, tidak tahu harus memilih yang mana yang menurutnya yang terbaik dan bisa menghentikan pemberontakan yang akan 'keluarga' mereka lakukan "Menurutmu, kau pilih yang mana?"

Itachi menatapnya sembari menaikkan sebelah alisnya "Kau?"

"Jangan balik tanya" Gerutu Shisui.

"Oh ayolah. Kau kan yang paling tua. Tuntunlah aku yang masih muda~" Balas Itachi sembari memasang ekspresi berharap padanya, dan tentu saja, hal itu malah membuat Shisui sebal. Terlebih dibilang tua padahal umurnya masih muda, ibunya Itachi saja bilang padanya kalau Shisui seperti masih berumur 20 tahunan.

Kimi O Mamoru Tame Ni [Disc/Drop]Where stories live. Discover now