25

1.5K 169 14
                                    

"Kemana yang lainnya?"

"U-wah. Bahkan Yamato-san saja tidak ada..."

Kakashi mengalihkan pandangannya dari berkas yang tengah ia kerjakan kearah Itachi dan Shisui yang duduk di sofa sebelum ia menjawab.

"Hari ini tidak ada misi, jadinya kusuruh saja mereka untuk pulang. Lagian kalau memang ada, tinggal kupanggil saja" Balas Kakashi sembari melanjutkan pekerjaannya.

Keduanya saling bertatap sebelum kembali menatap kapten mereka yang sangat fokus dengan pekerjaannya "Ne Taichou..."

"Hm?" Gumam Kakashi tanpa mengalihkan pandangannya dari berkasnya.

".... T-tidak jadi" Jawab Shisui cepat, Kakashi menatap keduanya secara bergantian dengan curiga. Tentunya yang ditatap merasa tidak nyaman dan merasa panik dengan tatapan Taicho mereka yang tajam.

"Kalian tau kan, kalau ada masalah atau apapun itu tinggal bicara padaku? Tenang kok, Taichomu ini akan mendengarkan curhatan kalian hingga telingaku berdarah" Ucap Kakashi dengan bangga. Saking bangganya, ia bahkan menaikan kedua kalinya di meja tanpa peduli dengan berkas yang tak kunjung selesai.

Keduanya memutar bola mata malas dan menatap Kakashi datar "Kami tau kok" Balas Itachi tanpa emosi -seperti biasa-

Kakashi menurunkan kembali kakinya dan menunggu salah satu dari mereka bicara.

Shisui menghela nafas "Apa ada misi yang bisa kami kerjakan?" Tanyanya mencoba mengalihkan pembicaraan.

"Tidak ada" Balas Kakashi kembali melanjutkan pekerjaannya "Seperti yang lainnya kalian berdua pulanglah. Sekalian menghabiskan waktu bersama dengan keluarga kalian. Toh tidak bisanya kalian pulang jam segini kan? Jadi pergi sana. Hush hush!"

Keduanya memutar bola matanya malas "Terserah kau lah Taicho" Balas Itachi tanpa protes dan pergi.

"Jika kau mati, berikan posisimu pada kami ya~" Ejek Shisui menyusul Itachi.

"Enak saja. Mending aku kasih pada Naru atau Yamato saja" Keduanya hanya tertawa setelah mendengar jawaban Kakashi.

"Jadi. Kita akan pergi kemana sekarang?" Tanya Shisui setelah cukup jauh dari markas. Keduanya tengah berada di dahan pohon.

"Bagaimana kalau kita ke tempat Air terjun itu?" (Ada yang tau namanya tempat itu? Aku lupa! Yang tau komentarnya plisss!!)

"Ide yang bagus! Yuk!" Belum sempat Shisui meloncat pergi, Itachi menarik kerah belakang bajunya yang membuat Shisui hampir terjatuh.

"Tunggu dulu Shisui"

Shisui berbalik dengan ekspresi kesal "Ada apa Ita?" Geramnya sembari melepaskan genggaman Itachi dari kerahnya.

"Bagaimana kalau kita aja Sasuke juga? Aku khawatir Cicihue memaksanya berlatih lagi..."

Mendengar hal itu, kekesalan Shisui bertambah. Ia tahu kalau Fukagu melakukan hal itu pada Sasuke, karena Kakaknya yaitu Itachi, sudah berpartisipasi sewaktu masih seumurannya. Maka dari itu, Fukagu memaksa Sasuke berlatih agar menjadi seperti Kakaknya. Sebenarnya yang dilakukan Fukagu pada Sasuke itu tidak salah. Cuman, caranya itu yang salah. Seharusnya dia memberikan dukungan dan semangat kepada Sasuke, agar dia bisa mengejar Kakaknya dengan caranya sendiri, tentunya dengan bantuan darinya. Tetapi, Fukagu malah memaksa dan membandingkan Sasuke dengan Itachi, yang seharusnya itu tidak baik! Boleh bersaing -dengan cara yang baik tentu saja- Asal tau batasan masing-masing. Ya, masa dibandingkan sama saudara sendiri! Kan aneh banget!!

Maka dari itu semenjak, Shisui tahu tentang situasi dua saudara ini. Sebisa mungkin, Shisui akan mengajak mereka berdua bermain bersama dan tentunya, berusaha menghindari Fukagu, sekaligus mengingatkan mereka berdua. Kalau meraka itu cukup saling menyayangi dan mendukung satu sama lain, tanpa terlalu memikirkan apa yang Ayah mereka perbuatan pada mereka. Untungnya, Sasuke tidak menyalahkan Itachi, malahan ia sangat menyayanginya yang membuat Shisui semakin menyukainya. Terlebih lagi, bukan hanya karena Itachi maupun Ayahnya Sasuke berjuang mati-matian berlatih. Melainkan ia ingin diakui bukan hanya keluarganya, melainkan semua orang di desa ini.

Sewaktu Shisui mendengar Sasuke mengatakan hal itu, ia tak bisa menahan dirinya untuk menangis dan langsung memeluk erat Sasuke hingga Itachi melemparkan kunai tepat pada kepalanya. Hanya mengingat mereka berdua sudah cukup membuat amarah Shisui mereda dan tersenyum lembut, ia akan melakukan apa saja agar orang yang paling ia sayangi jauh dari bahaya, meski ia harus mengorbankan nyawanya sendiri.

"Kenapa kau senyum-senyum sendiri? Apa ada yang lucu?" Tanya Itachi heran yang menyadarkan Shisui dari lamunannya.

"Eh? Enggak kok. Cuman aku mengingat kamu dan Sasuke memakai telinga kucing yang sangat luc一" Belum sempat Shisui menyelesaikan ucapannya, sebuah kunai melesat tepat di dahinya yang membuatnya terjatuh dari pohon dengan darah yang terus mengalir dari lukanya.

"Hetai" Ucap Itachi datar tanpa sekalipun merasa bersalah telah menancapkan Kunainya kepada Shisui.

"Aku bukan Hentai!" Bentak Shisui sembari mencabut Kunai di dahinya.

"Lolicon?" Koreksi Itachi sembari memiringkan kepalanya bingung.

"Tentu Saja Bukan!!!"

●○●○●○●○

Sorry! Aku cuman bisa Update segini. Soalnya tanganku terluka (Jempolku lebih tepatnya. Kan yang terluka itu bagain atasnya yang berarti harus aku balut pake salonpas. Sedangkan saat pake itu, jempolku gak bisa menekan huruf di keyboard dan cara yang ku gunakan agar bisa, yaitu dengan cara membasahi Salonpasnya dan akupun bisa mengetik kembali. Cuman masalahnya, Salonpasnya akan kering yang ujung-ujungnya saat lagi ngetik, kadang ada yang gak kepencet hurufnya yang berujung akupun kesal dan memutuskan untuk nanti sajalah ngetiknya sampai tanganku sembuh kembali) Aku kesal karena kesulitan ngetik ceritanya. Kenapa sih di saat-saat seperti ini aku pengen ngetik cerita?! Kan nyebelin!! Ku harap kalian mengerti. So bye-bye~!!

Kimi O Mamoru Tame Ni [Disc/Drop]Where stories live. Discover now