1 Bulan

278 13 0
                                    

Badan Gita mulai kurus. Ia semakin murung. Tidak ada orang yang mau berbicara padanya termasuk semua asisten rumah tangga. Untuk makan, Gita disediakan sebuah kompor dan beberapa alat masak & makan untuk tinggal di basement itu sendirian.

Ayah ibu,
Kenapa aku dilahirkan kedunia? Apa kalian tidak tau bahwa ternyata dunia itu kejam?

Ayah ibu,
Apa dosaku dimasa lalu hingga kalian tidak ada yang pernah mencintaiku.

Ayah ibu,
Jika kalian melakukan kesalahan, kenapa aku yang menjadi korban?

Ayah ibu,
Semua orang mengatakan aku anak haram. Anak yang lahir diluar pernikahan. Masa depanku suram. Aku tidak layak untuk hidup dan berteman.

Ayah ibu,
Apakah aku begitu hina? Hingga seseorang yang aku cintai dalam diam, tidak pernah melihat diriku. Jika aku adalah makhluk hina, apakah kelak aku bisa naik kasta?

Ayah ibu,
Jika tidak ada yang bisa menerima dan mencintaiku, aku mohon padamu, berikanlah aku sedikit cinta dan doamu. Doakan saja agar aku segera mati, meninggalkan dunia ini, agar semua orang bahagia, agar semua orang tidak berdosa karena membenciku. Dan aku tidak perlu sakit menahan semua rasa itu.

Dani membaca surat itu di dalam tempat sampah saat ia hendak naik mobil ferarry nya. Semenjak Gita ada, tempat sampah itu  jadi memiliki isi.

Dani menjadi trenyuh membaca surat itu. Ia tak menyangka jika gadis itu benar-benar mencintainya. Rasa iba mendadak hadir didalm hatinya. Dengan segera ia melihat Gita yang duduk didalam kamar sedang tiduran mendengarkan musik.

"Mmmm..mmass" Gita lompat dari kain jarik tempatnya tidur.

Dani menatap sekeliling. Kamarnya begitu rapi, namun sangat miris, ternyata kekejamannya itu dipatuhi istrinya. Gita hanya tidur diatas sebuah Jarik batik dan bantal dari tasnya, tanpa selimut dan lain-lain.

Terbayang betapa dinginnya malam yang ia lalui sendirian. Dani tak menyangka, gadis itu sama sekali tidak mengeluh. Bagaimana Gita akan mengeluh jika tidak ada satu pun orang dirumah itu mau berbicara atau menjawab pertanyaannya.

"Kamu tidur disini?" Dani mendekat.

"Iya.. nyaman kok" Gita tersenyum manis.

"Benarkah?" Dani tak percaya.

"Sebagai orang yang terlahir haram dan hina, memiliki tempat untuk berteduh sudah hal istimewa." Gita tersenyum miris.

"Ikut aku. Kita akan tidur di kamarku." Dani mulai bergerak keluar kamar. Gita pun mengikutinya

AIBWhere stories live. Discover now