Panjang Kali Lebar

205 10 0
                                    

Dani tersipu malu meninggalkan Gita dikamar sendirian. Beberapa hari saat ia di Swedia, Dani sering terbayang wajah Gita yang tersipu malu saat memandikannya dan tersenyum kepadanya.

"Kau jatuh cinta kak?" Gio menghampiri Dani yang sibuk menikmati wisky di bar lantai satu mansion mereka.

"Dengan?" Dani menatap masam muka Gio.

"Bocah ingusan itu." Jawab Gio mengejek.

"Gita?" Dani tersenyum satir dan meninggalkan Gio.

Gita sibuk membersihkan rumah. Dirumah Gerhad, ia tidak mirip dengan menantu kelurga kaya raya, ia malah mirip dengan pembantu rumah mereka.

"Bersiaplah. Ayo kita pergi." Dani mendekati Gita yang sibuk membersihkan sofa usai Melany dan ketiganya mengobrol. Gita bergegas dan bersiap.

Gita berganti pakaian menggunakan dres rok dan lengan panjang. Rambutnya ia gerai dan bando berbunga kecil menempel di kepalanya. Dandanan ciri khas remaja. Dani menatap penampilan Gita.

"Apa tidak ada baju lain?" Tanya Dani.

"Saya sudah terbiasa memakai baju seperti ini. Simbok mengajarkan, menjadi perempuan harus bisa menjaga diri. Berpakaian tertutup agar tidak ada yang berusaha melecehkan. Tidak apa-apa orang lain menatap aneh. Menjaga kehormatan itu penting. Apa yang dipelajari hari ini akan terbiasa hingga tua. Biarkan hal yang kita tutupi hanya boleh dilihat orang yang berhak melihatnya dan itu adalah suami kita dimasa depan. Kita tidak boleh menilai buruk hati orang yang berpakaian terbuka, namun menjaga diri adalah tanggung jawan diri kita sendiri. Baik atau buruk adalah diri kita yang menanggung. Kelak akan ada suami yang bahagia menerima wanita yang masih perawan." Gita berbicara panjang kali lebar.

Dani mendengarkan perkataan panjang Gita. Baru kali ini ia mendengar gadis itu berbicara santai dirumahnya. Dan yang menarik adalah isi dari nasehat pengasuhnya itulah yang dipakainya hari ini. Menjadikan Gita gadis yang berpakaian sopan.

"Jadi kamu masih perawan?" Dani menggodanya.

"Ya pasti lah. Jatuh cinta aja baru pertama kali." Gita keceplosan.

"Jadi aku cinta pertamamu?" Goda Dani. Gita mengangguk.

"Baiklah Nona. Hari sudah siang. Kita makan diluar dan aku akan mengajakmu ke suatu tempat." Dani berjalan mendahului Gita.

Dani tersenyum manis mendengar perkataan polos Gita. Bagaimana pun gadis itu adalah remaja. Kini ia tidak salah menerima permohonan Edwin Hanggara untuk menikahi dan menerima Ayara Hanggita, istri bocahnya itu.

Pasti sebuah kebanggan memiliki istri virgin dimasa sekarang. Dani dan Gita berjalan, kedua adik perempuannya hanya melirik dari jauh. Ia begitu iri dengan Gita. Sebab mereka tidak pernah menerima perlakuan manis dari Dani. Apalagi jika mereka melakukan kesalahan.

AIBTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang