Alasan

169 8 0
                                    

"Tidak." Gita mengusap airmatanya. Dani menoleh.

"Aku yakin, kelak akan ada orang yang mencintaiku dengan segala kekekuranganku." Gita segera pergi namun tangannya dipegang oleh Dani.

"Tetaplah disini." Dani memegang erat tangan Gita. Gita terkejut.

"Tetaplah menjadi Gita. Menjadi istri Dani Gerhad." Dani menariknya hingga akhirnya memeluk Gita.

"Kenapa aku harus disini?" Gita mulai memberanikan diri.

"Karena kamu Istri Dani Gerhad. Karena hanya kamu yang layak." Dani mengelus rambut Gita.

"Layak." Gita kecewa.

"Ajari aku untuk menerima kenyataan Git. Bahwa kamu adalah istriku." Dani mempererat pelukannya.

"Tidak mau." Tolak Gita.

"Lalu?" Dani melepas pelukannya.

"Aku hanya ingin dicintai." Gita menangis.

"Aku akan mencoba. Apa kau mau mengajariku Git?" Dani mendongakkan kepala Gita.

"Tidak." Jawab Gita.

"Bagaimana?" Dani menatap mata Istrinya.

"Belajarlah sendiri. Lakukan karena kamu menyukainya. Bukan karena terpaksa." Gita melepaskan pelukannya.

"Aku akan berusaha Git. Tapi aku mohon, bantulah aku." Dani berteriak.

🎀🎀🎀🎀🎀🎀🎀🎀🎀🎀🎀🎀

Sergey menyuruh semua orang untuk melepas foto Kayla dan membakarnya dibelakang rumah mewah itu. Sementara Dani diruang kerja dan Gita ada dikamar.

Gita mengecek ponselnya, tidak ada sinyal hp. Jika ia menuruti Dani ia akan disekap disini. Ia mulai keluar kamar dan mengelilingi rumah yang sangat besar. Ia melihat ke arah dapur. Dapur bersih dan sangat mewah.

Inilah vila pribadi Dani Gerhad. Yang tidak satu orang pun anggota keluarganya tau kalau ia memilikinya. Hanya Sergey dan beberapa pelayan rumah ini saja yang tau. Dani kadang menghabiskan waktunya disini untuk beristirahat. Dan mabuk-mabukan juga tentunya.

Gita menatap sesorang membakar beberapa bingkai foto yang ia lihat didinding tadi. Ia kemudian masuk dan kedapur untuk mencari air minum. Ia terkejut saat membuka kulkas, didalamnya penuh sayuran segar dan bahan makanan seperti telah dipersiapkan sebelumnya. Dan saat Gita kepo dengan sebuah laci kecil dibawah bak cuci piring ia sangat terkejut, terdapat sebuah pistol laras pendek didalamnya. Ia segera menutup lacinya.

"Kenapa nyonya?" Sergey mendekat.

"Gita. Gita saja." Gita meremas dadanya.

"Baiklah Nyonya Gita." Sergey mendekat.

"Apa pekerjaan Tuan Dani?" Gita mendekat dan berbisik.

"Pengusaha Nyonya." Jawab Sergey.

"Kenapa banyak senjata? Baik dirumah atau pun disekitarnya?" Gita tidak percaya.

"Kemanan Nyonya." Jawab Sergey santai.

"Berarti dia jahat? Orang baik tidak perlu senjata untuk mempertahankan dirinya. Kecuali dia tentara dan polisi." Gita mendesak Sergey.

"Tolong berhentilah bertanya Nyonya." Sergey segera berlalu. Gita memegang erat lengannya.

"Tunggu." Gita berteriak bersamaan dengan teriakan Dani.

"Apa yang kalian lakukan." Dani menatap dengan wajah horornya.

AIBWhere stories live. Discover now