Salah Paham?

175 6 0
                                    

"Tuan. Tidak seperti yang anda kira." Sergey menghempaskan tangan Gita. Gita terpelanting. Gita meringis, ia tak menyangka pria yang memakai kemeja santai itu tenaganya bagai kuda.

Dani segera mendekati Gita dan menolongnya. Gita berdiri. Tak terasa kakinya yang sakit menjadi sembuh akibat terpelanting tadi. Dani menolongnya dengan wajah seram.

"Terima kasih Tuan." Gita segera melepaskan tangan nya dari Dani dan mendekati Sergey.

"Ayo. Kita selesaikan urusan kita." Gita mulai mendekati Sergey yang sudah gemetaran.

"Apa yang kalian lakukan." Suara Dani merendah penuh penekanan. Sergey pucat.

"Tuan. Nyonya berbisik, bertanya apa pekerjaan tuan. Saya sudah jawab. Tapi nyonya tidak percaya." Sergey ketakutan

"Sini kamu Gita." Gita menatap Sergey dan mendengar suara Dani ikut ketakutan. Ia terbayang KDRT yang telah dilakukan.

Dani mendekati Gita, kemudian menariknya dengan kuat menjauh dari Sergey dengan cepat. Gita menoleh kearah Sergey yang menunduk.

"Tidak usah khawatir." Gita meneriaki Sergey, sementara Dani semakin erat mencengkeram tangan Gita.

Dani menghempaskan tubuh Gita ke atas kasur dan segera mengunci pintu kamarnya. Gita ketakutan. Dani mendekat dan memeluk Gita dengan erat.

"Jangan pernah melakukan hal yang sama lagi. Jadilah Nyonya Dani yang terhormat." Suara Dani pelan penuh intimidasi.

"Jangan kau apa-apakan dia." Gita kerasa bersalah.

"Kamu mencintainya?" Dani mempererat pelukannya.

"Tidak." Gita ketakutan.

"Jangan lakukan itu." Dani melepaskan Pelukannya.

"Apa yang tidak kau percayai dari penjelasan Sergey?" Dani melihat pergelangan tangan Gita yang memerah.

"Apa pekerjaan Tuan." Gita menunduk.

"Aku pengusaha." Jawab Dani.

"Usaha apa?" Gita ketakutan.

"Yang penting kamu tidak kelaparan." Jawab Dani. Gita tak berani bertanya lebih lanjut.

"Aku mau pulang." Gita berkata lirih.

"Kemana?" Dani menatapnya.

"Aku lapar. Dan aku lelah memasak." Gita menatap Dani dengan seksama sambil mengelus perutnya.

"Tunggulah satu jam lagi." Dani meninggalkan Gita.

Aroma masakan memenuhi ruangan. Gita telah berganti pakaian dan bersiap untuk makan. Ia melihat Sergey berdiri berjaga sambil bermain ponsel.

"Sergey, sini. Ayo makan." Gita mengajaknya. Sergey memucat saat melihat Dani turun dari tangga. Dani berdehem.

"Tuan. Sergey bukannya orang terdekat Tuan. Biarkan dia makan bersama kita. Biar ramai." Gita menatap Dani.

"Sergey kemarilah. Kemurahan hati istriku mengajakmu. Makanlah bersama kami jika di rumah dan jika kamu lapar." Dani menatap Sergey. Sergey duduk berjarak satu kursi dari hadapan Gita. Kemudian mereka makan walaupun tanpa ada obrolan.

AIBWhere stories live. Discover now