Kemana?

187 11 0
                                    

Gita terus menangis. Ia berjalan keluar gerbang keluarga Hanggara. Ia merindukan sosok Nunung, ibu asuhnya yang merawatnya sejak kecil. Ia berhenti dipinggir pagar. Ia menatap lengannya. Tubuhnya ada, namun semua orang menganggapnya tidak pernah ada. Bahkan security rumah itu hanya diam melihat ia berjalan didepannya.

Dengan tatapan kosong, ia hanya mengingat sebuah tempat, yakni rumah Dani. Ia segera memesan ojol dan memintanya mengantar ke rumah suaminya.

Saat ia masuk ke dalam rumah, semua orang menatap tajam penuh kebencian kepadanya. Terlebih Dani yang sibuk merokok dan memainkan pistol dengan jarinya sambil meminum alkohol.

"Kakak, pelakunya sudah ada didepanmu. Kenapa tidak kau tembak saja kepalanya sekarang?" Salah satu adik Dani menyambut kehadiran Gita dengan senyum sinis.

"Silahkan jika ada yang ingin membunuh saya sekarang. Aku hanya sebuah aib yang layak untuk disingkirkan." Gita menunduk, menangis tanpa bersuara. Hanya hisapan ingusnya saja yang terdengar.

Melany menatap Gita, ada sedikit iba menatap Gita saat ini. Penampilannya begitu kusut, wajahnya pucat dan berkeringat. Sementara Dani tetap menghisap rokoknya tanpa melihat istrinya.

'Bruk' tubuh Gita ambruk begitu saja. Ia tak sadarkan diri.

"Jangan ada yang mendekatinya." Dani menghentikan langkah Melany.

Dani berbalik badan, mendekati Gita dan berjongkok di dekatnya. Ia menggunakan mocong pistolnya untuk membangunkan Gita. Ia menatap gadis itu dengan seksama.

Sepuluh menit Gita pingsan dan tak ada yang menolongnya sama sekali. Saat ia membuka mata, dilihatnya wajah Dani yang menodongkan pistol ke arah dadanya. Gita gemetaran menatap pistol itu. Namun bayangan menyakitkan hari ini sangat menghantuinya.

'Dorrr!!!' Suara letupan senapan menembak sebuah guci mewah yang ada di atas meja. Dani menatap gadis yang menatapnya penuh ketakutan dan kekecewaan.

"Bangun." Dani menyimpan pistolnya dan menarik lengan Gita yang belum bangun dan sekarang ia menyeretnya.

"Saaa.....kiiiiittt..." Gita menahan sakit yang dialaminya.

'Byur' Dani melempar Gita ke kolam renang. Gita gelagapan, apalagi ia tidak bisa berenang. Tak berapa lama Dani terjun juga, melihat istrinya yang mulai kehabisan tenaga.

Ia membawa Gita ketepian, dan menggendongnya ke tempat duduk. Badan Gita lemas. Semua orang menatap mereka dan tak ada yang berani menawari handuk untuk keduanya

AIBTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang