Bulan Madu Kayla

247 11 0
                                    

Wajah Gita ditekuk masam. Cecilia menghubunginya bahwa mereka sekeluarga akan liburan ke rumah Gita di kebun Gama. Gama menyambut antusias keluarga Hanggara.

"Mas." Gita menolak.

Cecilia memberi kabar begitu mendadak. Sepuluh menit kemudian mereka datang. Seluruh anggota keluarga Hanggara daturun dari mobil mewah masing-masing.

Gita ikut menyambut kedatangan mereka semua dan bersembunyi dibelakang Gama. Gama segera menyalami mereka satu persatu dengan hormat, termasuk menyalami Dani, mantan suami Gita.

"Wow Git, pemandangannya bagus banget. Gimana kalo aku dan Mas Dani nginep disini tiga hari. Hanimun." Kayla berteriak sumringah.

"Boleh mbak. Nanti mbak bisa istrirahat di rumah tamu." Gama antusias. Wajah Gita masam.

Dani menatap Gita lekat. Mantan istrinya itu kini sangat cantik. Wajahnya berisi dan raut wajahnya tidak setegang saat pertama kali mereka bertemu atau semasa menikah. Wajah semi oriental dan pipi tembem Gita mempesona Dani.

Gama mengajak semua orang duduk di gazebo. Tak berapa lama keluarga besar Gama datang dan mereka bersilaturrahmi. Semua bercanda ria penuh gelak tawa.

"Tapi mohon maaf ya pak bu, ini menantu saya lagi hamil muda. Jadi tidak bisa full disini menemani bapak dan ibu sekeluarga untuk beraktifitas." Hilda sangat senang memamerkan kehamilan menantunya.

Dani terbatuk mendengar pernyataan itu. Gita melirik tajam kearahnya. Gama segera menggengam tangan Gita erat. Gama tau seberapa takutnya Gita kepada Dani dan keluarga Hanggara.

"Dek, kalau capek istirahat aja ya. Ayo Mas antar, sambil kita lihat apakah makanannya sudah matang." Gama menggandeng Gita.

"Emang menantu saya itu baik sekali. Gama sangat sayang kepadanya. Walaupun dia masih muda attitude nya sangat baik. Saya yakin bapak dan ibu mendidiknya sangat baik. Dan juga rajin Sholat." Hilda membanggakan Gita.

"Terima kasih pujiannya." Edwin tersenyum sumringah.

Gama merangkul istrinya sambil bercanda. Gita juga senang menyahuti becandaan Gama. Romantis sekali. Dani cemburu melihat keadaan itu. Bagi Gama, kebahagiaan  Gita dan anaknya adalah yang nomor satu.

"Istirahat aja Dek. Biarin saja mereka. Yang penting kamu bahagia." Gama menenangkan Gita.

Mereka berdua sudah sampai dapur, melihat beberapa pekerja kawasan itu memasak. Banyak laki-laki daripada perempuannya, namun para lelaki itulah yang memasak.

"Sedap betul." Puji Gita.

"Makan Mbak Gita. Ada nila goreng sambel kemangi. Atau mbak Gita mau rujak buah?" Tanya Dimas, salah satu pegawai yang memasak.

"Enggak Kak Dimas. Nanti sisain Gita Nila Gorengnya ya. Jangan dibawa kesana semua. Gita mau makan didepan TV." Gita mendekati Riswan yang sibuk menata hidangan.

Gama memang mempekerjakan laki-laki untuk memasak. Karena di kebunnya sering kedatangan tamu dalam jumlah besar. Ada pekerja perempuamn, namanya Ruly , bekerja sebagai tukang bersih-bersih dalam rumah dan laundry pakaiannya.

AIBWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu