Mahkota

236 8 0
                                    

Hati Gita mulai melunak, melihat perilaku Dani yang melembut. Memang sering kata-kata kasarnya keluar jika Gita meresponnya dengan lambat, tapi ia akan memberikan sisi romantis diwaktu yang lain. Kini keduanya telah kembali dari vila hutan Dani.

"Hai Dani." Seorang pria bertubuh gempal mendekatinya. Wajahnya khas pria timur tengah dengan hidung mancung dan tampan.

"Katakan ada apa?" Dani menatap Andrew dengan seksama.

"Tuan. Ini yang Tuan butuhkan." Gita memberikan sebuah jas hitam untuk Dani.

"Cantik sekali asisten pribadimu. Sudah punya pacar Nona?" Andrew melirik dan tersenyum manis ke arah Gita. Gita mundur dan segera bersembunyi dibalik tubuh Dani.

"Dia Nyonya Dani Gerhad." Dani menjawab dengan pelan penuh penekanan dan horor.

"Oh, istri. Cantik sekali. Imut dan sepertinya masih remaja." Andrew menatap Gita.

"Apa yang membuatmu datang. Apa hanya untuk menggoda istriku?" Dani segera meraih tangan Gita.

Andrew tersenyum melihat tingkah laku Dani. Ia menelisik perilaku Dani yang tidak seperti biasanya. Dulu Dani adalah tipe pria hangat untuk gadis yang dia cintai, namun kini perilaku Dani jauh dari kata 'hangat'.

"Apa kau mencintainya?" Andrew memang orang yang tidak sungkan menelisik kehidupan keluarga Dani sebab saat kecil mereka sering diasuh bersama.

Dani segera mengajak Gita menjauh dari Andrew. Ia tak menggubris kata-kata sepupunya itu. Gita pun bergidik menatap perilaku aneh Andrew yang menurutnya kurang sopan. Dani mengajak Gita ke kamar.

"Gita, bantu aku sebentar." Melany memanggilnya. Gita segera mendekati Melany.

"Iya nyonya." Gita berjalan dibelakang Melany.

Andrew menatap Gita dengan lekat. Gadis itu terlalu muda dan cantik untuk menikah dengan Dani. Ia penasaran apakah Dani benar-benar mencintai Gita atau hanya sekedar pura-pura.

"Berhenti menatapnya atau ku pecahkan kepalamu." Dani mengacungkan pistolnya kearah Andrew.

"Tenang lah hai sepupu. Aku tahu kau tidak mencintainya." Andrew menatap mata Dani.

"Apa kau mau mati sekarang?" Dani menarik pelatuknya. Andrew menghindar.

"Tentu tidak. Tapi jika kau tidak mencintainya.. aku siap mencintainya." Andrew menghindar. Tak berapa lama bunyi tembakan terdengar.

"Tuan." Gita segera berlari ke ruang kerja Dani. Semua orang dirumah itu dalam posisi siaga.

'Tuan." Gita membuka pintu dan melihat Andrew tersenyum manis menatap kedatangan Gita. Gita segera menghambur ke pelukan Dani.

"Tuan. Apa kau baik-baik saja?" Airmata Gita mengalir menatap Dani segera menyembunyikan senjatanya.

"Pergilah." Dani mendorong Gita sekuat tenaga. Andrew segera menangkap Gita yang terpelanting dengan menarik lengannya tak berapa lama tembakan kedua kembali terdengar.

Gita segera berlari mendekati Dani dengan airmata yang terus mengalir. Ia menatap wajah Dani penuh kemarahan dan kekecewaan. Apalagi saat menatap dirinya. Gita tidak tau apa yang terjadi. Ia terus mendekat dan berusaha memeluk Dani. Namun Dani segera menghindar.

🎀🎀🎀🎀🎀🎀🎀🎀🎀🎀🎀🎀🎀

Gita duduk dikarpet, menekuk kaki dan menyembunyikan wajah didadanya. Ia merasa Dani akan berubah saat ia berada dirumahnya. Sementara Dani masuk dengan membawa sebotol minuman keras favoritnya.

Gita segera berlari, menyembunyikan dirinya di belakang sofa kamar. Ia tau Dani akan marah. Walau ia tidak tau apa penyebabnya.

"Jangan pernah memelukku atau menyentuh tubuh ku Git. Aku menjaganya agar aku tidak menyentuhmu. Karena dihatiku hanya ada Kayla." Dani mulai meracau dalam kondisi mabuk.

Gita menangis. Ia terlalu percaya pada pria yang ia cintai. Ia segera bangkit dan menuju wardrobenya. Mengambil tas yang  belum sempat ia keluarkan isinya.

"Kamu mau kemana?" Dani menatap Gita penuh kemarahan.

"Saya harus pergi tuan. Saya tidak pantas disini." Gita terus berjalan.

Dani mencekalnya. Kemudian ia melempar tas Gita ke segala arah. Dani memeluknya dengan erat. Dan berusaha mencium bibir Gita. Gita terus menghindar melepaskan pelukan Dani yang erat.

Gita menjerit, memukul dada Dani sekuat tenaganya. Hidupnya hancur. Dani telah merebut mahkotanya dengan paksa. Meninggalkan jejak sakit fisik dan mental. Dani tidak membalas atau memegang tangan Gita, namun Dani segera pergi meninggalkan kamar itu secepatnya.

AIBWhere stories live. Discover now