Isi Hati

178 9 3
                                    

Dani duduk diatas kap mobil sportnya. Ia duduk  sambil memegang botol minuman keras. Ia merasa hidupnya hancur. Kehilangan gadis yang ia cintai, dinikahkan dengan gadis aneh, kemudian mengetahui bahwa semua itu rekayasa.

Dani meminum bir itu. Ia menangis, dalam diam di keheningan malam. Menatap langit. Kemudian muncul bayangan wajah Gita. Tentang bagaiamana manisnya ia memperlakukan Dani yang kasar kepadanya. Gadis yang cukup diam ketika Dani marah dan memakinya.

Teringat isi surat hati Gita, saat bertanya kenapa ia harus hidup dan dilahirkan. Hatinya begitu teriris.

"Tuan, nyonya sudah ada di mobil" Sergey memberi tahunya. Dani menoleh dan mengangguk perlahan.

Dengan cekatan, Sergey membuka pintu mobil dan berbisik agar Gita segera mendekati Dani. Langkah Gita sempoyongan, sejak siang ia belum makan, riasan diwajahnya pun hancur, penampilannya pun hancur. Gita mendekati Dani.

"Aku sudah disini tuan. Aku sudah siap dengan segala hukumanmu. Tapi..." Gita menatap mata Dani penuh kesedihan.

Dani tidak bergeming. Ia terus menenggak minuman itu. Air matanya menetes perlahan. Matanya memerah penuh kekecewaan.

"Aku pinjam pistolmu. Aku akan mati dengan ujung tembakannya. Tuan tidak perlu ke penjara dengan kasus kematianku. Aku memang layak mati tuan. Aku hanya Aib bagi semua orang." Gita mendekat ke tubuh Dani. Ia melihat sebuah pistol ada di celananya.

"Sakit tuan!" Gita meringis kesakitan saat pergelangan tangannya dicengkeram erat oleh Dani. Dani menatapnya.

"Aku tidak akan membiarkanmu mati semudah itu. Kamu sudah menghancurkan semuanya. Dan kamu harus menerima semuanya." Dani memutar lengan Gita, sampai Gita meringis kesakitan. Kemudian ia menarik Gita agar masuk ke dalam mobilnya.

💫💫💫💫💫💫💫💫

Suasana rumah begitu mencekam. Dani menyeret Gita dengan menarik rambutnya. Gita hanya bisa menangis lirih menerima perlakuan suaminya. Semua orang terkejut. Tak terkecuali Melany yang penuh dengan pertanyaan. Tapi melihat kemarahan Dani, ia tidak berani bertanya.

Dani menghempaskan tubuh Gita ke Kasur. Dengan cepat Dani mengunci pintu kamarnya. Kemudian ia mendekati istrinya. Diambilah ikat pinggang dari celananya, kemudian dengan brutal dan sekuat tenaga, ia mencambuk Gita sampai pingsan.

Pagi hari, gita terbangun dari tidurnya. Ia merangkak dari tempat tidur. Seluruh badannya biru bekas cambukan ikat pinggang Dani. Ia segera kekamar mandi, dengan sekuat tenaga, sebab rasa sakit begitu mendera. Ia segera mandi, dan berusaha menahan perihnya.

"Kamu berusaha menggodaku hah?" Dani menjambak rambut Gita yang basah.

"Tidak tuan." Bantah Gita.

"Bodoh. Aku tidak tertarik pada tubuh menjijikanmu itu. Dani menghempaskan kepala Dita dan menarik handuk Gita hingga istrinya hanya bisa berguling dengan tubuh telanjang bulatnya.

AIBOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz