EC 8

418 120 15
                                    

Ngehallaaw!!
Udah lama banget nggak update Jade-Azura ya 🤣🤣 aku ditanya kapan update.
Sebenernya udah beberapa tahun sejak barengan sama Ein. Bahkan usah kelar juga si Tristan. Jade juga nggak digarap. Wkwk

Maaf, ya Jade. Soalnya kamu memang projek slow.
Jadi, aku update sebisanya aja....
Makasih yang usah setia menunggu yaak..

Selamat membaca 🤗🤗 jangan lupa vote dan komen.

***

Semalaman Azura sibuk memikirkan ucapan Jade dan Gehna tentang kontrak tanam magister. Sampai akhirnya ia memutuskan untuk ke perpustakaan karena sulit tidur. Azura tidak bisa mengabaikannya begitu saja. Bagaimana bisa orang yang tidak pernah bertemu malah punya kontrak magister atas namanya?

Bahkan ukiran itu tidak terlihat seperti dibuat dengan tangan.

Setelah membuang pikirannya dengan latihan pagi, Azura memutuskan untuk menemui ayahnya. Mungkin saja dia tahu lebih banyak tentang kontrak tanam karena kakek Azura kan dulunya kepala menara sihir.

“Ayah, ini Azura. Ada yang ingin saya tanyakan,” kata Azura sambil mengetuk pintu ruang kerja Marquess Garick.

Setelah mendengar seruan pelan, Azura mendorong pintu dan menemukan ayahnya sedang bersama Kaisar Jade. Ia pikir pria itu akan pergi tadi malam karena tidak puas dengan jawaban dari Azura.

“Hormat saya pada matahari kekaisaran.” Azura membungkuk pada Jade. Tanpa disangka pria itu langsung berdiri dari duduknya setelah menerima hormat Azura.

“Sepertinya ada hal penting, aku akan keluar dan menemuimu lagi, Tuan Marquess,” kata Kaisar Jade sambil tersenyum pada Azura. Kemudian setelah mendapat hormat dari Garick, pria itu keluar.

Untuk sesaat Azura menatap pintu. Pria itu takkan menguping di balik pintu ‘kan?

“Ada apa Azura?”

Azura menoleh pada ayahnya dan duduk. Mungkin karena mereka berasal dari keluarga militer, makanya interaksi lembut biasa tidak akan mempan. Meski begitu, bukan berarti tidak ada kasih sayang antara Azura dan Garick.

Azura sedikit ragu. Walau ayahnya seorang sword master yang menggunakan aura sihir pada pedang, tetapi jika bertanya tentang kontrak magister, apakah baik-baik saja?

“Apa kau sudah bicara pada Baginda?”

Azura mengangguk. “Kami bertemu semalam.”

Garick mengembuskan napas. “Lain kali kau harus memikirkan aspek aturan bangsawan kekaisaran.”

Kening Azura berkerut. Aspek apa? Garick bukan orang yang menggenggam erat aturan kuno para bangsawan. Lalu kenapa sekarang?

“Seorang lady yang belum menikah, dilarang bertemu berduaan dengan pria lajang, Azura.”

Azura mengulum senyum. Ternyata itu. Ya, Garick memang masa bodoh pada aturan bangsawan yang lain, tetapi bukan yang satu ini. Karena katanya menjaga anak perempuan itu sulit.

“Saya tidak akan diculik, Ayah,” balas Azura sekenanya sambil senyum. “Tenang saja.”

“Orang itu kaisar.”

Justru itu yang membuat Azura menemui Garick.

“Ada yang ingin saya tanyakan, Ayah. Tentang Baginda Kaisar Jade.”

Garick terdiam. Sepertinya sudah menduga pertanyaan apa yang Azura maksud. Namun, kediaman ayahnya itu tidak berlangsung lama.

“Apa yang ingin kau tanyakan? Bukankah lebih bagus bertanya langsung pada Baginda?”

Emperor ContractWhere stories live. Discover now