EC 2

1.4K 321 75
                                    

Untuk para readers yang terpaksa ke sini karena TCPF lagi hiatus atau yang beneran suka 🤣🤣 kita lanjut ini dulu yaaaa....

Selamat membaca dan nggak bosan-bosan aku minta vote + komen. Wkwkwk

***

Sudah seminggu sejak terakhir Azura bertemu dengan Marquess Garick—ayahnya. Setelah kesatria dari istana datang dan memberitahu tentang berita wafatnya kaisar, ayah Azura belum memberi kabar apa pun. Ia jadi ingin tahu bagaimana situasi di istana.

Azura kan tidak pernah keluar dari mansion, jadi tidak tahu bagaimana perkembangan berita dari mulut ke mulut tentang kekaisaran saat ini. Ia hanya mendengar pembicaraan para pelayan secara sekilas.

“Anda sedang apa? Cerminnya tidak akan bergerak meski Anda memelototinya begitu,” kata Gehna saat masuk ke kamar Azura.

Azura cemberut. “Kenapa kau ke sini?”

Gehna menatap dengan pandangan aneh. “Saya ini pelayan Anda. Memangnya mau apa lagi?”

Azura menarik napas. “Menurutmu, bagus tidak kalau aku ganti pelayan?”

“Tidak bisa.”

“Kenapa tidak bisa?”

“Karena Anda harus mati dulu supaya bisa membuang saya.” Gehna dengan raut wajah datar berjalan ke lemari pakaian Azura dan menggeluarkan sebuah gaun berwarna kuning pucat.

Wah, wanita ini benar-benar, kata Azura dalam hati.

“Mari kenakan gaunnya, Nona.”

“Apa kau tidak punya sihir yang bisa langsung memasangkan gaun ke—”

“Tidak ada sihir yang semacam itu,” bantah Gehna tanpa menunggu Azura selesai bicara.

Dengan enggan Azura berdiri dan mengambil gaun itu. “Coba saja ada. Pasti sihir seperti itu lebih berguna.”

“Tidak akan berguna jika Anda mati. Orang mati tidak memakai gaun baru lagi, Nona Azura Charteus.”

“Bisa kau berhenti membicarakan tentang mati?” tanya Azura kesal. “Aku merinding.”

Gehna tiba-tiba tersenyum lebar dengan pandangan mengancam. “Kalau begitu, kenapa Anda tidak cepat bersiap? Saya mau orang itu cepat pergi dari sini.”

“Orang itu?” kening Azura berkerut. “Siapa?”

Marquess muda.”

“Darren?”

Gehna mengangguk.

“Kenapa kau tidak bilang dari tadi!”

“Saya tidak menyuruh Anda melamun, Nona.”

Setelah mengenakkan gaun dan sedikit menata rambut dengan bantuan sihir dari Gehna, Azura bergegas keluar kamar dan berlari turun menuju ruang tamu untuk menemui sepupunya. Calon Marquess Charteus berikutnya, karena Azura tidak bisa mewarisi gelar sebagai wanita.

“Darren!” panggil Azura sedikit keras setelah berhasil membuka pintu ruang tamu. Orang yang ia panggil langsung berdiri dengan kening berkerut bingung.

“Kenapa kau berlari seperti itu?” tanya Darren.

Darren Charteus. Anak tertua dari adik Marquess Garick. Karena bibi Azura tidak bisa mewarisi gelar, maka gelar berikutnya akan diserahkan kepada anaknya yang laki-laki. Yaitu Darren.

“Bagaimana dengan ayah?” Azura tidak memedulikan pertanyaan Darren. Setelah mendengar pertanyaannya, pria itu langsung tersenyum masam.

“Ya, awalnya sedikit tidak terkendali. Tetapi sudah baik-baik saja.”

Emperor ContractWhere stories live. Discover now