EC 11

212 42 9
                                    

Boleh baca ulang guys, ini versi full. Maaf yang sebelumnya aku taruh di KaryaKarsa. Tapi nanti aku hapus di sana dan kalian bisa baca full lagi di Wattpad mulai sekarang 🤗🤗

Maaf ya, aku masukin ke sana buat cari duit kuota. Wkwkkwk 🤣🤣

Tapi kalo sekarang ada yang mau donasi juga boleh. Minimal 2K kan harga kopi 🤣🤣 aku cantumin di bagian bawah yaa.

Happy reading 🤗🤗 jangan lupa vote dan komen.

***

“Bety?”

Beatrice sama sekali tidak berbalik menanggapi panggilan itu. Ia terus saja menatap pada pelabuhan yang beberapa kabal besar masih bertengger di dermaga. Entah kapan pemberitahuan kapal-kapal itu akan berlabuh.

Sudah sekitar 10 hari Beatrice dan suaminya berada di kota pelabuhan, pinggiran Aries. Mereka meninggalkan ibu kota secepatnya setelah publik mulai ribut mengenai kematian Kaisar Verron yang mendadak. Belum lagi ditambah dengan desus bahwa parlemen istana sedang membujuk putra mahkota untuk kembali ke istana.

Sejak saat itu Beatrice sudah didera perasaan cemas. Dari itu ia segera memberitahu suaminya—Siar—untuk menemaninya pergi ke Kekaisaran Rauve, tak peduli berapa lama jarak yang harus ditempuh dengan kapal.

Sialnya, begitu sampai ke kota pelabuhan, kapal-kapal besar itu tak ada yang berangkat menuju Rauve dengan alasan cuaca di laut sedang buruk. Jadi, Beatrice dan Siar terpaksa harus menginap sampai ada pemberitahuan keberangkatan.

“Apa katanya?” tanya Beatrice. “Kita sudah bisa berlayar dalam waktu dekat?”

Siar menggeleng pelan dengan menghela napas. “Ada badai tanpa henti di lautan. Kapal tidak bisa berlayar karena mungkin saja magnet yang menjadi kompas untuk rute kapal takkan akurat.”

“Jika memaksa berlayar kita bisa menjadi kapal yang terombang-ambing?”

“Begitulah.”

Beatrice menarik napas panjang dan dalam sambil memejamkan mata. “Ya sudah.”

Terdengar suara Siar yang duduk di sofa. Suaranya sedikit agak berderik karena sofa itu terbuat dari bahan sintetis. “Seharusnya kita tidak perlu buru-buru ‘kan? Kaisar Rauve juga meminta untukmu memikirkannya dulu sebelum memutuskan untuk datang.”

Beatrice langsung berbalik. Menatap Siar yang bersandar di sofa sambil terpejam. Benar. Hanya Beatrice yang panik.

“Kakak mungkin sedang kesulitan.”

“Kakak?” Mata Beatrice menyipit dan mendengkus, berjalan menghampiri sofa di mana Siar berada. Kemudian duduk di sofa seberang pria itu. “Kau menghawatirkan Marquess Charteus yang seumur hidup selalu bisa memecahkan masalahnya sendiri?”

“Kita masih bisa datang untuk penobatan kaisar yang baru. Kau kan bisa mendampingi Azura.”

Justru itu yang ingin Beatrice hindari. Ia tidak mau bertemu dengan Kaisar Jade Alabaster Aries. Ia punya firasat kuat bahwa sekarang kaisar itu sedang berkeliaran, salah satunya mencari Beatrice.

Beatrice tak mungkin mengatakannya pada siapa pun. Kalau memang Jade menerima keputusan kembali ke istana, itu berarti Garick yang menulis surat. Setibanya di istana dan menemui Garick, sesuatu yang buruk pasti terjadi.

Karena bagaimanapun, Jade pasti mencari tahu tentang apa yang ada pada tubuhnya.

“Aku hanya agak khawatir pada Darren,” kata Siar.

“Kenapa dengan Darren? Dia dididik langsung oleh Garick, seharusnya tak ada masalah.”

Siar mengangkat bahu. “Kau tahu bagaimana Azura dan Darren itu terlalu lunak karena menyayangi sepupunya.”

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 14, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Emperor ContractWhere stories live. Discover now