BAB 6

4.1K 415 4
                                    

Milo mengendap-endap memasuki perpustakaan khusus di Istana Brigham. Berdiam diri di perpustakaan sudah menjadi rutinitas wajib baginya, terutama semenjak ia bertemu dengan pujaan hatinya, Scania. Ia pasti akan selalu mencuri waktu untuk bisa membawa setidaknya satu buku dari perpustakaan itu tiap mereka bertemu.

Sejak pertama kali melihat Scania mendongeng sendirian di tepi sungai, ia tak bisa melupakan gadis itu walau semenit saja. Ia selalu terbayang dengan suara lembut dan senyumannya. Ditambah lagi, kehidupannya sebagai pangeran yang cukup monoton, benar-benar membuatnya bosan. Ia muak menghadapi bangsawan-bangsawan licik dan para penjilat lainnya. Juga begitu banyak wanita yang mengaku rela menunggunya selamanya, namun ia tahu wanita-wanita itu hanya mencintai tahta dan hartanya saja. Mereka sibuk berpesta dan berfoya-foya, sampai lupa segalanya. Milo sangat membenci kehidupan seperti itu.

Sampai akhirnya, ia memutuskan untuk menyamar menjadi seorang penjual buku bekas di hadapan Scania yang memang sangat suka membaca. Scania memperlakukannya sebagai rakyat biasa, bukan sebagai pangeran. Ia bisa melihat banyak sudut pandang yang berbeda dari celotehan Scania dan caranya memandang dunia.

Tiba-tiba, pintu perpustakaan yang sangat besar itu terbuka sangat lebar. Milo tersadar dari lamunannya. Ia memalingkan wajahnya dari deretan rak buku.

"Milo, putra tunggalku!" seru Raja Brigham dengan suara membahana. Ia berjalan dengan jubah yang menjulur. Langkahnya terdengar sangat nyaring di suasana perpustakaan yang begitu sepi. "Akhir-akhir ini aku sering memperhatikanmu duduk termenung di sini. Kau sangat berbeda denganku. Aku tidak suka perpustakaan karena sepertinya terasa agak membosankan," celoteh Raja Brigham tertawa. "Dulu aku lebih suka berburu di hutan."

"Ssstt! Ayah, bukankah ini perpustakaan?" sela Milo sambil menempelkan telunjuknya di bibir.

Raja Brigham tertawa, namun kali ini dengan suara tawa yang jauh lebih keras dari sebelumnya. "Tidak akan ada yang berani memprotesku. Bukankah perpustakaan ini ada di istanaku?"

Milo terlihat kesal. "Aku berani memprotesmu, Ayah. Dan aku baru saja melakukannya."

Raja Brigham menghampiri putra tunggalnya itu dengan langkah pelan. "Aku ke sini hanya ingin mencari putraku dan bertanya padanya tentang satu hal."

"Bukankah satu jam yang lalu kita baru saja bertemu di ruang makan?" balas Milo tak tertarik dengan ucapan basa-basi ayahnya.

"Aku hanya penasaran kenapa kau senang sekali pergi ke Hutan Biru, tapi kau tidak pernah pulang membawa hasil buruanmu," sindir Raja Brigham.

Milo terkejut mendengarnya. Rupanya Raja Brigham tahu bahwa selama ini ia sering pergi ke Hutan Biru. Raja tidak boleh sampai tahu kalau pangeran ternyata pergi bertemu salah seorang rakyat dari Kerajaan Heloise, karena dua kubu kerajaan itu sudah lama saling bersaing demi diakui sebagai kerajaan terkuat.

"Aku juga penasaran mengapa dari dulu sampai sekarang Kerajaan Brigham dan Heloise selalu bermusuhan," balas Milo, mencoba mengalihkan pembicaraan.

Raja Brigham merasa aneh dengan pertanyaan itu. "Salahkan saja Kerajaan Heloise atas hal itu. Mereka terlalu sombong untuk mengakui kehebatan kerajaan kita."

"Dan?" Milo menguap, tampak bosan. "Bukankah kedudukan kita sama? Kerajaan kita subur karena dilalui Sungai Biru, sama seperti Kerajaan Heloise," lanjutnya. "Kita tidak memiliki Sungai Biru sendirian, Ayah."

"Tak hanya Sungai Biru. Kita juga memiliki pandai besi dan sumber daya besi yang melimpah. Senjata kita terbaik!" Raja terkekeh. "Wah, wah! Aku bingung kenapa Pangeran Brigham kini justru membela kerajaan seberang di depan rajanya sendiri."

"Aku tidak bermaksud membela mereka, Yang Mulia," bantah Milo dengan dada terbusung. "Tanpa mengurangi rasa hormatku, aku hanya ingin kau mengubah cara pandangmu pada kerajaan itu."

"Cara pandang apa maksudmu? Apakah ada yang salah dari cara pandangku? Aku ini raja. Raja selalu benar," sembur Raja Brigham dengan penekanan.

"Mau sampai kapan Ayah membenci Kerajaan Heloise? Dan sebaliknya," gerutu Milo di depan sang ayah.  "Bayangkan saja jika ada dua kerajaan yang sama kuatnya berdamai dan bekerja sama, mereka akan memiliki kerajaan yang luar biasa hebat. Bahkan mungkin tak terkalahkan. Daripada mereka hanya terus bertengkar, bersaing apalagi saling menjatuhkan," jelas Milo panjang lebar. Dan aku tidak perlu lagi bertemu dengan Scania secara sembunyi-sembunyi jika dua kerajaan ini berdamai, pikir Milo.

Raja terdiam mendengarnya. Ia tidak menyangka putra tunggalnya itu telah benar-benar tumbuh dewasa dan lebih bijaksana dari ayahnya sendiri.

"Milo, berapa usiamu saat ini?" tanya Raja Brigham kemudian.

"Delapan belas tahun, kalau tidak salah," jawab Milo asal.

"Mengapa kau tidak pilih saja salah satu wanita dari Istana Heloise yang kau sukai untuk dinikahi?" tawar Raja Brigham dengan senyuman nakal. Ia lalu menjitak kepala Milo. "Aku terima idemu. Ayo kita buat kerajaan paling kuat tak terkalahkan, Nak!"

Milo terbelalak kaget. Ia tidak menyangka bahwa ayahnya akan berubah pikiran secepat itu. "B-Benarkah? Aku boleh memilihnya sendiri?" Tiba-tiba ia terpikir hanya pada satu nama di kepalanya. Scania.

"Tentu saja, kenapa tidak?" balas Raja Brigham penuh keyakinan.

Konrad yang sejak tadi bersembunyi di balik pintu mencuri dengar pembicaraan antara ayah dan anak itu bagai disambar petir. Sekujur tubuhnya mendadak lemas. Tentu saja ia tidak mau seluruh usahanya selama ini menjadi sia-sia belaka.

Konrad selalu bercita-cita bahwa suatu hari nanti Kerajaan Brigham dan Wolfgang akan bersatu, sehingga akan ada solusi bagi kekeringan yang melanda tempat asalnya itu. Selama ini ia mengincar Pangeran Milo, putra satu-satunya dari Raja Brigham, sebagai jembatan emas untuknya. Namun kini rencananya menjadi berantakan.

Di tengah keputusasaannya, Konrad mengepalkan tangannya kuat-kuat, lalu meninju tembok di sampingnya. Ambisinya untuk menunggangi Kerajaan Brigham kini kandas seketika.

****

Aku butuh "VOTE" supaya semangat nulis part selanjutnya. Silakan klik VOTE ya.

The Unwanted Princess [TAMAT]Kde žijí příběhy. Začni objevovat