mixed feeling

265 39 9
                                    

Teman-teman yang budiman. Gue cuma mau bilang, walau judulnya bintang 5 tapi maaf gue nggak bisa adil dalam pembagian screentime karena cerita ini menggunakan sudut pandang orang pertama. Tapi sebisa mungkin gue berusaha biar cukup adil.

Dan cerita ini bukan cerita berat yang konfliknya berlapis-lapis. Cuma cerita ringan keseharian anak-anak smk dan tingkah ajaib mereka.

Terima kasih sudah menyempatkan untuk mengapresiasi karya ini dengan memencet bintang atau meninggalkan komentar.

Semoga kalian selalu bahagia ♡

Semoga kalian selalu bahagia ♡

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Seperti pagi-pagi sebelumnya. Semua anak kelas gue akan duduk di depan kelas setelah meletakan tasnya. Tujuannya yaitu selain cuci mata ya biar cepet aja barisnya ketika bel berbunyi.

Fyi, hal wajib dari SMK ini adalah menyanyikan lagu Indonesia Raya tiga stanza setelah bel berbunyi setiap paginya. Saat menyanyikannya pun harus disertai sikap sempurna dan berbaris rapi. Setiap gedungnya akan ada satu guru piket untuk memastikan semua anak melakukannya dengan baik. Jadi jangan harap buat cengengesan kayak badut ulang tahun.

"Belum sarapan lo?" tanya Isa pas liat gue lagi nyedot susu cimory rasa marie biscuits kesukaan gue.

"Belum. Mama gue berangkat kerja pagi-pagi banget. Soalnya hari ini mau ke Bandung katanya."

Isa ngangguk-ngangguk kemudian bangkit duduknya. Tak ada lima menit anak itu balik lagi duduk di sebelah gue sambil naruh tempat makan di pangkuan gue.

"Nanti lo makan apa, Sa?"

"Gue udah sarapan. Ibu sengaja nge-bekelin karena tadi nasi gorengnya masih sisa banyak. Diabisin aja."

Senyum gue merekah lebar. Alhamdulillah, rejeki anak baik nan sholehah.

"Makasih, Isa! Bismillah."

Gue membuka tutup makan dengan mata berbinar. Nasi goreng dengan potongan sosis tersaji dengan tampilan yang sangat menggiurkan.

"Banyak banget porsinya. Ini gue nggak bakal abis deh. Eh Nera, Selin!" Mata gue kembali berbinar pas liat Nera dan Selin sedang berjalan dari arah parkiran.

Ketika mereka sudah sampai di depan gue dan Isa. Gue menarik tangan mereka berdua agar duduk manis. "Ini nasi goreng Ibu Jelita enak banget. Kalian harus cobain! Akk!"

Gue menyuapi Nera dan Selin bergantian. Sengaja, biar nasi gorengnya habis. Lagi sibuk ngunyah nasi goreng. Kami berempat dikagetin sama kedatangan Kanin yang dibonceng oleh Jalu menggunakan motor gedenya (re: nmax)

"Wuihhhhhhhhh," sorak anak-anak kelas gue pas Kanin udah turun dari motor Jalu dan lagi jalan ke arah kami.

Kanin duduk disamping gue dengan wajah yang super asem. "Malu banget gue arghhhhhhh!"

Kami berempat menatap bingung Kanin.

"Kenapa, Teh?" tanya Nera disela-sela kegiatan mengunyahnya.

"Motor gue mogok di tengah jalan pas lampu merah. Literally, di tengah jalan. Gue sampe diklakson sana-sini gara-gara nggak jalan padahal lampunya udah hijau. Dan lebih parahnya karena gue panik, gue mau nuntun motor ke pinggir aja kayak nggak kuat. Gue mau ambruk bareng motornya. Arghhhh malu banget!" Kanin sudah menelungkupkan wajahnya disela lututnya.

Bintang 5 🌟Where stories live. Discover now