spidol

158 33 12
                                    

"Siapa nih yang piket hari ini?!" teriak Lily sambil menggoyang-goyangkan tiga buah spidol ke atas

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"Siapa nih yang piket hari ini?!" teriak Lily sambil menggoyang-goyangkan tiga buah spidol ke atas. "Isi spidolnya abis semua slur kalau nggak diisi nanti kita kena damprat Bu Ajeng."

Gue mengangkat tangan sambil menoleh ke kanan kiri, mencari teman sepernasiban. "Heh! Yara! Gue tabok lo nggak ngaku kalau piket!"

Yara cengengesan kemudian berjalan ke arah Lily. Mengambil spidol yang isinya habis itu lalu menghampiri gue yang lagi mager gara-gara abis ngerjain soal perpajakan.

"Cil! Ayo!" Yara menarik-narik tangan gue dengan kekuatan samsonnya. Padahal tubuh dia tuh kecil tapi kekuatannya mantep banget. "Keburu nanti Bu Ajeng sampe kelas kita."

Gue dengan ogah-ogahan beranjak dari kursi dengan tangan yang diapit oleh Yara. Kami berdua berjalan menuju ruang ATM yang letaknya di sebelah ruang guru.

"Anak AK 2 lagi olahraga ternyata," gumam Yara ketika kami berdua melewati koridor dekat lapangan. "Gue nggak suka sama anak kelas sebelah. Songong-songong banget. Mentang-mentang isinya anak kesayangan guru."

Gue menarik sudut bibir perlahan, diam-diam menyetujui ucapan Yara kali ini. Salah satu anak yang songongnya minta ampun adalah yang kemarin lambenya nggak bisa direm pas di depan UKS. Ternyata oh ternyata dia tuh wakil PMR tahun ini, makanya sombongnya selangit. Dia ngerasa punya kekuasaan jadinya kalau ngomong merasa paling benar dan tak terbantahkan.

"Ra?" panggil gue ketika kita berdua baru saja sampai di ruang ATM.

"Kenapa, Cil?" jawabnya sambil membuka satu persatu tutup di bokong spidolnya.

Gue nggak bantu Yara sama sekali dan malah melirik secara bergantian bengkel TKR kemudian lapangan seakan-akan sedang mengawasi pergerakan dari dua kelas yang berada di tempat yang berbeda.

"Gue sama Hanira cantikan siapa?" Seharusnya gue nggak usah nanyain hal yang jawabannya udah jelas sih. Tapi ya kita coba dulu aja. "Nggak usah nggak enak sama gue."

Yara menaikan satu alisnya, tangannya masih fokus meneteskan tinta ke dalam wadah spidol. "Elo."

Mata gue membulat tak percaya. "Nggak usah perez lo!"

"Gue lebih suka tipe cakepnya elo dari pada Hanira. Kenapa sih?" Cewek itu menoleh ke arah gue sebentar kemudian kembali berfokus dengan isian spidol. "Oh, I see. Si anu ya? Siapa wakil pramuka? Yang katanya motornya mau maneh bobol."

Gue terkikik mendengar bahasa yang Yara gunakan. Definisi trilingual yang sesungguhnya. "Reindra," jawab gue sambil melirik sekilas bengkel TKR yang selalu rame itu.

"Oh Reindra namanya. Gara-gara dia kan?" Yara kembali menutup bokong spidol ketika kegiatan mengisi tintanya telah selesai. "Hanira sama maneh mah masih menang maneh, Cil. Cuma emang Hanira sering ketemu sama Reindra gara-gara satu organisasi. Toh walaupun misal cakepan Hanira, Si Reindra tetep sukanya ke elo. Santai aja, kalau dia emang jodoh lo mau Reindra ketemu seribu cewek cakep ya bakal tetep milih elo."

Bintang 5 🌟Where stories live. Discover now