renang

170 36 18
                                    

⚠️3,4k words

"Lagian kenapa sekolah kita nggak ngebangun kolam renang sih?! Males antri pas bilasnya gue ah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"Lagian kenapa sekolah kita nggak ngebangun kolam renang sih?! Males antri pas bilasnya gue ah." Nera melepas helmnya dengan wajah yang udah kelipet-lipet.

"Kolam renang dari hongkong! Gor aja pembangunannya mangkrak," balas gue sambil mendekap totebag punya Nera.

Isa, Kanin, Selin baru saja turun dari motornya dan lagi jalan menuju tempat gue dan Nera berdiri.

"Nera tuh sebel gara-gara mau renang disini apa karena jadwal renangnya nggak barengan sama Hanif?" Selin menaruh kedua tangannya di pinggang. Menatap Nera yang lagi benerin anak rambutnya di spion.

"Emang kita sama kelas berapa barengannya?" tanya Kanin sambil melongok ke kanan kiri area parkiran.

"Yang jelas bukan sama kelasnya Jaya," jawab Isa yang langsung bikin Selin merengut sedih.

Gue menabok lengan Selin. "Kenapa lo sedih gitu anjir?! Kelasnya Jakeian kan TKR 3 bukan TKR 1?!"

"Hilang harapan liat cowok cakep pada berenang. Kalau TKR 3 nggak hari ini setidaknya TKR 1 lah. Biar gue bisa cuci mata."

Telunjuk gue mendorong jidat Selin. "Cuci mata noh sana pake air kaporit!"

"Buruan masuk yuk! Nanti kita kena hukum kalau telat," ucap Kanin.

Kami berlima berjalan dengan formasi seperti biasanya. Gue sebagai personil paling minimalis berada di tengah. Berhenti sebentar di bagian loket kemudian kembali berjalan sambil menggibahkan apa saja yang bisa digibahkan.

"Supir Jekgonya udah ketangkep, Cil?" tanya Isa.

Gue mengangguk. "Nggak ada dua empat jam tuh supir Jekgo ketangkep berkat bantuan calon bapak tiri gue."

"Terus? Dia mengakui kalau waktu itu emang mau nyulik lo?" Gantian Kanin yang bersuara.

"Ngaku. Tapi motifnya emang mau culik siapapun yang order Jekgo ke dia sore itu. Eh apesnya, gue yang kecantol."

"Oh. Berarti nggak pure nargetin elo, kan?" Gue menggeleng. "Syukurlah. Takutnya orang itu udah ngincer lo dari lama."

Gue juga sempet takut kalau ada dalang tersendiri di balik percobaan penculikan gue beberapa hari lalu. Tapi syukurlah, gue cuma apes dan kabar baiknya gue selamat tanpa kurang apapun. Dan dapet bonus diboncengin sama Kak Bintang lagi.

"Ah anjir males banget gue!" Nera berhenti sebentar ketika melihat gerombolan kelas sebelah berada di rest area sedang siap-siap juga.

"Rombongan kelas kita diman-AH ITU!" Isa menunjuk rombongan kelas gue yang berada di seberang kolam renang, lumayan jauh jaraknya dari rest area kelas AK 2.

"Untung kita nggak sebelahan sama tuh anak-anak tukang drama," ucap Selin sambil memimpin jalan di pinggiran kolam yang cuma bisa dilewati satu orang.

"Anjir apes banget renang kali ini. Nggak ada ada yang bisa buat cuci mata terus barengannya sama kelas sebelah," ucap Nera sambil meletakan totebagnya di rest area.

Bintang 5 🌟Where stories live. Discover now