bubur ayam

153 35 2
                                    

Hari minggu yang cerah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hari minggu yang cerah.

Secerah hati gue.

Tapi nggak berlaku sama dua manusia di sebelah gue yang pagi-pagi udah bertamu di rumah orang. Siapa lagi kalau bukan Nera dan Selin.

"Hanif tuh udah ngeiyain mau joging sama gue. Tapi sampe sekarang chat dari gue nggak ada respon sama sekali, cuma centang satu," ucap Nera sambil melipat tangan di depan dadanya.

Nera sama Selin udah cantik dan wangi pake pakaian olahraga. Sedangkan gue masih pake gaun tidur dengan wajah bantal dan rambut mengembang kayak adonan kue.

Habis subuh gue sengaja tidur lagi, karena apalah arti weekend kalau tidak bangun siang. Belum ada dua jam gue tidur lagi, tiba-tiba mama bangunin gue sambil bilang kalau di luar ada temen gue.

Dan disinilah gue sekarang, duduk di sofa ruang tengah sambil nontonin asap yang mengepul dari teh yang mama buat, ditemani seplastik cakwe yang dibawa oleh Nera dan Selin.

"Jakeian juga ngapain sih tadi malem pake acara nonton balap motor segala." Selin mengerucutkan bibirnya. "Belum bangun pasti tuh anak!"

"Minum tehnya dulu. Biar kepalanya angetan dikit," suruh gue sambil mengangkat cangkir dengan hati-hati dan menyeruputnya pelan-pelan.

"Gue bakal ngambek sama Hanif seminggu. Titik!" Nera menoleh ke arah gue. "Lo nggak boleh bantuin Hanif buat baikan sama gue. Biar dia usaha sendiri."

Gue meringis mendapat tatapan super galak dari Nera. "Hehe. Gue usahain."

Soalnya kadang gue nggak tega liat pacar temen-temen gue pada frustasi bujuk ceweknya yang pada merajuk. Jadi terkadang kalau mood gue lagi bagus, gue bantuin tuh mereka minta maaf. Atau paling tidak, gue bantu-bantu biar mereka pada baikan.

"Iya, Cil. Jakeian sana Hanif kalau minta tolong sama elo, jangan diladenin ya? Fatal banget nih kesalahan mereka. Udah bilang bisa tapi sampe jam segini masih pada molor. AHHH JAKEIAN NYEBELIN BANGET!!!"

Gue sontak ketawa liat Selin marah-marah sambil ngunyah cakwe. "Oke-oke. Gue bakal neguhin hati buat nggak bantuin mereka."

"Emang Jake nonton balap beneran, Lin?" tanya Nera yang bikin gue ikutan penasaran. Tumben-tumbenan anak baik, ramah, suka menabung kayak Jake nonton balap liar yang rawan razia itu.

"Katanya anak Bawala ada yang ikut balap," jawab Selin yang bikin gue sama Nera terkaget-kaget.

"Loh tumben banget anak Bawala join balapan liar gitu? Biasanya mereka ogah-ogahan dan lebih milih pees kalau nggak main futsal sampai kaki pada ledes," timpal Nera.

Selin mengedikkan bahunya. "Katanya ini buntut permasalahan yang Bawala dikeroyok waktu itu."

Mata gue membulat. "Hah?! Belum kelar masalahnya?"

"Anak-anak sana nggak terima dapet pembinaan dari kantor polisi. Terus nantangin buat balap motor."

Gue bergerak gusar. Firasat gue mulai nggak enak. "Siapa dari Bawala yang turun?"

Bintang 5 🌟Where stories live. Discover now