Selamat pagi teman!
Mau ucapin banyak makasih buat yang selalu setia nungguin backstreet update tiap minggunyaAku mau ngasih tau nih kalo belakangan lagi sibuk sama tugas - tugas dan persiapan sebelum KKN jadi akunnya kaya mati gini 🤭
Nggak pernah update lagi selama sekian purnama 😅Aku juga mau minta tolong buat kalian komen di postingan aku di Instagram yang soal backstreet karena itu berpengaruh buat cepet lamanya open PO 😊
Mohon pengertiannya ya
Terima kasihSayang kalian banyak-banyak ❤️
***
To: Mbak Pacar
Malam ini aku nggak jadi ke apart, Mbak
Ada rapat dadakan soalnya 🙏To: Mbak Pacar
Jangan lupa istirahat kalo udah nyampeNanti aku pesenin makan buat makan malam
Love you ❤️Aku mengirimkan dua pesan WhatsApp kepada Jeje. Memberitahukan bahwa aku tidak jadi datang ke apartemennya karena di kantor sedang menghadapi masalah yang cukup serius. Kasus money laundry yang terungkap dan sedang ramai diperbincangkan oleh banyak orang .
From: Mbak Pacar
Iya, Mas
Kamu jangan lupa makanJangan lupa istirahat walaupun banyak pekerjaan 😘
Aku menarik kedua sudut bibirku setelah membaca cerita ini. Tanpa menanyakan apa yang sebenarnya terjadi, dia sepertinya sudah memahami keadaanku. Berita yang tersebar di luaran sana sangat menghebohkan, dan tentu saja keadaan di dalam kantor kami sendiri juga lebih menghebohkan dibandingkan itu.
Aku meletakan ponselku ke atas meja, lalu merapikan sedikit pakaian dan bersiap untuk menghadiri rapat yang dilakukan secara mendadak. Rapat darurat untuk membahas apa yang sedang terjadi, serta mencari solusi dari permasalahan yang sudah terjadi ini.
***
"Udah nemu, Mbak?" Satu kalimat yang aku tanyakan setelah selesai berganti baju. Mengganti setelan kerja dengan baju tidur ala bapak-bapak dua anak yang tidak lain tidak bukan adalah pemberian nyonya besar yang tidak bisa aku tolak meski sudah mencoba memberikan pengertian bahwa modelnya tidak begitu cocok dengan kepribadianku.
"Baju kamu lucu banget, Mas...." Nah kan, ternyata tidak hanya aku yang berpikir bahwa baju bertaburkan bintang di segala sisinya ini tidak cocok untuk dikenakan seorang Leonardo Rizal. Bahkan respon pertama seorang Talisa Jesi juga seperti itu.
"Ketawa aja mbak kalo mau ketawa. Nggak usah ditahan!" Aku mempersilahkannya untuk menertawakan ku secara langsung daripada harus menahannya seperti itu. Memang jika aku melihatnya secara objektif, pakaian yang sebenarnya sangat nyaman digunakan ini secara tampilan sedikit agak bertolak belakang dengan gaya seorang Leonardo Rizal.
Aku menghela napas. "Udah?" Tanyaku setelah dia berhenti tertawa.
Kulihat Jeje mengangguk di balik layar. Pasalnya kami memang hanya bertemu secara virtual karena agendaku datang ke apartemen yang gagal akibat ada rapat dadakan. "Besok aku kasih tau mama kalo calon menantunya nggak suka sama baju tidur yang khusus dibeli beliau buat anaknya." Aku memberitahunya bahwa setelan sejuta bintang ini aku dapatkan dari mama. Aku harus memberitahunya bahwa style baju yang mengarah ke imut ini bukanlah pilihanku pribadi, dan aku mendapatkannya dari calon mama mertuanya.
Aku hampir tertawa saat Jeje membulatkan kedua matanya. Mungkin kaget karena ternyata baru menertawakan selera dari ibuku. "Itu yang beli mama kamu?" Aku mengangguk yakin. Lalu gantian tertawa karena respon polos yang ditunjukkannya..

YOU ARE READING
Backstreet [2]
ChickLit"Kenapa, Mas?" Tanya Jeje dari seberang telepon. Mungkin merasa heran karena tidak biasanya aku menelpon tanpa mengiriminya pesan terlebih dulu. "Mau go public, nggak?" Ujarku tanpa basa-basi sama sekali