9. Diganggu

74 17 2
                                    

"Bagaimana bisa berlian mahal di sentuh sembarang orang?"


________________

_________________

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

_________________

"Lo kemana aja si! Lama banget!" Ica bangkit dari duduknya.

Lokasi yang dikirim oleh Ica membawanya ke tempat ini, tempat usang, sepi, dan gelap. Seperti sudah lama ditinggalkan. Dan seharusnya Kania tidak datang sendiri, hanya untuk berjaga-jaga.

"Gw sibuk" cetus Kania sambil berpura-pura sibuk memainkan ponselnya.

Ica berdecak "banyak alesan lo!" Sentaknya. Kania sebenarnya sengaja terlambat untuk membuatnya emosi, sangat menyenangkan.

"Ya terserah kalo gak percaya" ujar Kania yang masih setia memainkan ponselnya, bahunya diangkat sedikit. Namun secara tiba-tiba kerudung Kania ditarik ke arah belakang dengan paksa.

"Kalo gue ngomong tuh perhatiin!" Emosi Ica bergebu-gebu. Kerudung yang digenggamnya terlepas.

Ia berjinjit "balikin gak!" Kania berusaha meraih kain berwarna hitam itu.

"Enggak lah enak aja" ucap Ica seraya mengambil korek dari saku bajunya. "Izin bakar ya ukhty" ledeknya.

Kania masih berusaha meraihnya, "balikin!"  Hingga akhirnya ponsel yang berada pada saku terjatuh ke atas tanah.

"Ekhem" Ica memberikan isyarat pada seseorang. Hingga datang empat orang pria dari sisi gelap ruangan tersebut. Bertubuh tinggi, bertato, memakai kalung, terlihat seperti preman.

Kania menggeleng kuat "enggak enggak! Balikin kerudung gue!" Protesnya."Gue mohon Ca, gue takut Tuhan gue marah..." tatapannya sangat mengartikan memohon.

Alisnya terangkat satu "yang marah kan Tuhan lo, bukan Tuhan gue," tangannya hendak membakar kerudung tersebut.

"Enggak!" Kania hendak merebut kerudung itu, tapi tangannya di cengkram kuat oleh kedua orang pria asing. "Lepasin gue! Kalian gak berhak nyentuh gue!" Dirinya memberontak.

Semakin Kania tersiksa semakin bahagia hatinya, "bye bye kerudung, gue bakar ya." Perlahan percikan api memakan sedikit demi sedikit kerudungnya. Tidak ada yang bisa dilakukan selain berteriak dan memberontak.

"Yah udah kebakar deh, hehe maaf ya gak sengaja" Ica menyeringai.

"Pala bapak lo gak sengaja, jelas-jelas itu sengaja!" Nafas Kania memburu, menatap Ica dengan amarah yang hampir meledak.

"Apa kata lo?!" Ica menghampiri Kania dan mencengkram erat pipinya. "Makanya jangan main-main sama gue, bodoh!" Satu tamparan menyambut di akhir kalimat.

"Oh ya, kalian mainin aja. Tanam bibit sekalian" dirinya terkekeh geli, kemudian berjalan keluar.

Mata Kania membulat, "maksud?!" Pikirannya sudah tidak karuan, menjalar kemana-mana. Apakah yang dikatakan Ica akan benar-benar terjadi?

Kanza : Kania X Zaki [ REPUB ]Where stories live. Discover now