12. Bola

69 14 12
                                    

Akhirnya gw balik, gileeee udah lama bgt perasaan. Mwhehehe maaf se maaf maaf nya dech😁💅

___________________

____________________

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

____________________


Cakrawala menggelap, meninggalkan cahayanya. Kini, ia meredup, redup yang membungkus seluruh sudut-sudut. Jam menunjukkan pukul 19.30 yang dimana Leni akan tiba.

Ia memasuki rumahnya, kemudian pandangan itu teralihkan oleh secarik kertas di atas meja. Ia ingin membacanya, namun urung. Mungkin lain kali saja. Dirinya mengangkat bahu, dan meneruskannya. Bermain ponsel.

Mulutnya mengeluarkan tawa kecil, tapi kakinya sibuk melangkah menuju kamar. Rasanya lelah seharian bekerja. Dia ingin merebahkan diri di kasur, namun sebelum itu dirinya harus segera membersihkan diri.

Sementara itu di kamar Kania, ia merebahkan diri di atas kasur setelah melaksanakan sholat Isya-nya. Kania sedang memikirkan apa yang tadi bi Fatimah katakan. Hijrah karena seseorang? Ia rasa itu salah. Bagaimana caranya hijrah karena Allah? Apakah harus melupakan Zaki atau bagaimana?

Kania tidak tahu, Kania bingung. Untuk menjernihkan pikirannya yang sedari tadi bergelut, Kania memilih memainkan ponselnya. Berbeda dengan biasanya, kegiatan scroll tiktok ia urungkan. Kini Kania lebih memilih membuka aplikasi YouTube untuk menonton sebuah ceramah.

Ciri seseorang berhijrah karena manusia.

Tulisan itu ia tulis di kolom pencarian. Hingga akhirnya keluar beberapa video di dalamnya, tak sadar jika dirinya sudah menonton video ceramah sekitar mungkin lebih dari 10 video, baguslah itu membuat pengetahuan tentang Islamnya lebih banyak.

Ini sudah larut malam, saatnya tidur. Hari yang melelahkan.

***

Kantin pasti ramai seperti biasanya, apalagi jika terdapat geng Pandi di sana. Di tambah lagi saat tadi malam Zaki mengunggah video reel pertama kali di akun Instagram-nya. Hanya video dakwah biasa, tapi boomingnya hingga sang ciwi-ciwi di SMA Angkasa meleyot seleyot leyotnya.

Kian hari kian banyak yang berusaha mendekati Zaki. Entah dengan menawarkan bekal makan, membelikan minuman, ataupun yang lainnya. Sangat risih untuk meladeninya, tapi jika Zaki menolaknya mentah-mentah atau dengan cara kasar. Menurutnya itu salah, dirinya harus menghargai pemberian seseorang, apapun bentuknya, ya walaupun akhirnya ia tolak, setidaknya Zaki menolak dengan "enggak makasih" dan sebuah senyuman singkat.

"Buset Ki, kalo lo gamau tolak aja mentah mentah ga usah pake 'enggak makasih' ribet amat" gerutu Nizar.

Kepala Zaki menoleh ke arah Nizar, "ya gimana kalo mereka sakit hati cuma karena gw tolak mentah-mentah?" Tanya nya.

"Ngejaga perasaan orang banget."

"Iyalah, kan Rasulullah kayak gitu" jawab Zaki, singkat.

"Eh eh liat deh, si Kania sekarang udah pake ciput sama handshock. Makin lama makin tertutup, keknya dia suka sama lu deh Ki" ujar Geri dengan memandang Kania dari sudut meja kantin, tempat mereka berkumpul.

Kanza : Kania X Zaki [ REPUB ]Where stories live. Discover now