36. Xion

53 9 10
                                    

____________________

____________________

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

____________________

Malam ini Kania sibuk berkutat dengan para buku, pulpen, tip x, pensil, serta penghapus yang berada pada mejanya. Ia begitu serius belajar untuk keperluan ujian UAS semester satu. Dirinya harus merebut peringkat pertama, walaupun hal yang tidak mungkin. Namun Kania yakin jika usaha pasti tidak akan mengecewakan hasil.

"Hooaamm..."

Jam sudah memasuki jadwal tidur Kania. Dirinya kemudian membereskan semuanya agar terlihat rapi, lalu beranjak ke kasur untuk tidur. Baru saja ia akan menarik selimut seseorang mengetuk pintu.

"Kania!" Ica memanggilnya dari arah luar.

"Iya-iya bentar" Kania turun dari kasurnya, lalu berjalan ke arah pintu dan membukanya. "Apa?" Tanyanya sambil mengucek mata yang terasa kering.

"Gue mau nantang lo."

Kania sedikit mengerutkan keningnya "hah?" Ia nampak kebingungan.

"Iya. Siapa yang nilai matematikanya paling gede, dia menang. Dan kalo emang lo menang, lo bisa dapet uang jajan lagi. Kalo gue yang menang, ringan aja, lo cukup kerjain tugas-tugas gue selama dua Minggu. Deal?" Ica mengulurkan tangannya.

Kania sedikit ragu untuk menerimanya, tapi di sisi lain Kania merasa malu dengan Bi Fatimah.

"Non ini uang jajan dari Bibi. Dipake ya?" Tanyanya setelah memberikan beberapa lembar uang kertas pada Kania.

Kania menggeleng dan mengembalikan uang tadi, "enggak Bi, maaf. Bibi juga pasti butuh uang."

Bi Fatimah mengembalikan uang tadi "gak papa, Bibi ikhlas..."

"Deal" tangan itu saling berjabat.

Ica kemudian terkekeh geli "lo ngalahin Ica? Udah kayak nyatuin minyak sama air."

Mata Kania terpejam, menahan kantuk yang amat sangat, tak lama ia menguap lagi. "Hoaaammm... tinggal pake sabun" jawabnya dengan suara yang dikeluarkan secara malas, lalu tanpa aba-aba menutup pintu kamar.

Kania segera berjalan menuju kasur, kembali merebahkan tubuhnya. Rasa kantuk sudah menguasai dirinya. Tak butuh waktu lama, ia sudah tertidur dengan pulas bersama gulingnya.

***

Ujian semester yang menegangkan. Ini menentukan nilai diakhir semester satu. Namun setelah dipikir-pikir, Kania berusaha cukup keras. Setiap malam ia selalu belajar dan belajar, apalagi dimapel matematika, dirinya sangat amat sungguh untuk ingin menguasainya.

Bagaimana dengan Ica? Sama halnya dengan Kania. Bedanya ia pergi les agar lebih mengerti materi. Sedangkan Kania mengandalkan sebuah video penjelasan dari YouTube. Buktikan saja, siapa yang paling sungguh-sungguh berusaha. Ini bukan tentang pertandingan olimpiade, tapi menentukan nasib dimasa depan.

Kanza : Kania X Zaki [ REPUB ]Where stories live. Discover now