13. "Calon Suami"

65 11 7
                                    

Lagi diusahain bgt nieh, kalian juga usahain vote. Maap maksa😁

__________________

__________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

__________________


Pagi ini Kania harus berangkat sekolah lagi, malas sebenarnya bertemu dengan Ica. Entah kenapa ia sangat membenci Kania, ia pernah mengatakan karena perkara Pandi yang Kania rebut. Padahal sudah jelas jika Pandi yang mengejar-ngejar Kania. Tapi untuk kali ini tidak, Pandi kata dia sudah lelah.

Saat sampai di sekolah, ia langsung mendudukkan dirinya di kursi lalu menenggelamkan wajahnya dilipatan tangan. Rara dan Nisa belum sampai di sekolah. Kepala Kania terasa sedikit pusing.

"Ada yang namanya Kania?" Tanya seorang satpam yang entah kapan sudah berada tepat di ambang pintu.

Mendengar itu, Kania mengangkat kepalanya "Iya saya pak."

"Ini ada surat titipan."

Kania berjalan ke arah pintu lalu menerima satu lembar amplop itu, berterimakasih. Sembari berjalan ke arah kursinya, ia membaca nama yang tertera di luar amplop. Di sana tertuliskan nama Canisa Maulidy Thifana.

Ddrrrt...

Handphone Kania berbunyi, sebuah notifikasi muncul di layar benda pipih tersebut.

_____CHAT_____

Asin:
- maaf baru ngabarin, gue gak sekolah dulu. Ada acara keluarga di luar kota, mungkin cuma tiga hari. Suratnya udah di titipin ke pak satpam

Kania:
- oke, moga selamat sampe tujuan
Read

__________

Seseorang duduk tepat di kursi milik Nisa, saat menengok ternyata itu Rara. "Hai, aku duduk sini ya buat sementara" ucapnya dengan diawali senyuman manis.

"Oh iya gak papa, aku gak ada temen."

"Kan masih ada Rara yang cantik nan bohay ini" ucapan Rara membuat Kania tertawa singkat.

"Iya-iya terserah kamu."

Dengan rambutnya yang di kuncir dua, Rara memiringkan kepalanya lalu bertanya, "kamu kenapa? Bibirnya pucet gitu" alisnya mengkerut.

"Ha? Aku gak papa cuma pusing dikit doang" jawab Kania yang kemudian mengangkat bahunya.

"Kamu lucu banget deh Ra" sambung Kania.

"Hihihi makasih."

***

Pelajaran pertama seharusnya sudah di mulai, tapi tidak ada guru yang datang ke kelas. Untung saja, karena Nizar belum mengerjakan tugasnya. Sepeti biasa, ia akan menyontek di buku Zaki.

Kanza : Kania X Zaki [ REPUB ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang