32. Terungkap

38 5 5
                                    

"Allah lihat? Aku hancur karena dunia..."

~ Kania Casandra Melani

____________________

____________________

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

____________________


Sesuai permintaan nyonya Eka, Kania harus pergi ke rumah sakit diantar oleh supir pribadi. Sebenarnya ia bisa berangkat sendiri menaiki taksi, namun Eka tetap memaksanya untuk diantar supir.

Sesampainya di tempat yang Kania tuju, ia langsung menanyakan kamar Halica Narelly Angkasa pada sang resepsionis. Kamar tersebut terletak di ruangan VIP 03, lantai dua.

Kania kira alergi Ica tidak terlalu parah, ternyata tidak. Malam itu memang Ica masih terlihat tidak separah sekarang, ia masih mampu untuk melakukan semua aktivitas dengan normal. Namun lama kelamaan semuanya semakin parah, hingga ia harus benar-benar masuk rumah sakit.

Sebelum memasuki kamar saudari tirinya itu, ia menghela nafas lalu mengetuk pintu kamar. "M-maaf, Kania boleh masuk?" Tanyanya. Di dalam kamar hanya ada Leni yang tengah menyuapinya makan malam.

Ica dan Leni menengok. Setelah itu, Leni menyimpan mangkuk bubur di atas nakas kemudian berjalan menuju pintu dan membukakannya. "Mau apa ke sini?" Tanya Leni dengan nada datar.

Kania tersenyum tipis "Kania mau ngobrol sesuatu sama Ica, berdua, boleh?" Tanyanya, namun Leni tidak menjawab apapun. "Oh iya, Kania juga bawa oleh-oleh buat Ica" ia menampilkan satu kantong plastik makanan ditangan kanannya.

"Bicarain apa? Penting banget ya?" Leni terkekeh kecil.

Kania berdehem lalu mengangguk "iya."

Tak berselang lama Heri juga datang menghampiri kamar 03. "Ada apa ini?" Tanyanya, membuat Kania menengok ke arah belakang.

Sejujurnya Kania masih merasa takut dengan amarahnya Heri, tapi dirinya tidak berdaya. "K-kania mau ngobrol sama Ica, mau minta maaf juga" pandangannya menunduk.

Untuk beberapa detik Heri dan Leni hanya diam. Untuk selanjutnya ia mendapat persetujuan dari Heri dan membiarkannya hanya berdua di dalam bersama Ica. Dengan begitu senyum Kania tersemat.

Sekarang hanya ada Ica dan Kania di dalam ruangan itu. Ica hanya memalingkan wajahnya ke arah lain, malas meladeni Kania. Sebelum memulai percakapan tersebut, Kania menyimpan makanan tadi di atas meja, kemudian duduk di kursi dekat ranjang Ica.

"Aku bawain kamu brownies" ucapnya.

Ica tertawa pedih "lu ngingetin gue sama bunda aja" tak lama dirinya menangis. Kania tidak mengetahui apapun. "Brownies buatan bunda itu enak banget, beda dari yang lain."

"Oh iya" Ica mengelap air matanya, "lu ngapain di sini?" Tanyanya, kemudian menengok ke arah Kania.

"Mau minta maaf..." Jawab Kania. Ia masih tidak menyangka jika seorang Ica dapat menangis di hadapannya.

Kanza : Kania X Zaki [ REPUB ]Where stories live. Discover now