34. Buku

40 8 12
                                    

"Entah perjanjian apa yang aku sepakati dengan Allah dahulu, hingga aku sanggup hidup di dunia yang penuh kepedihan ini"

~ Kania Casandra Melani

____________________

____________________

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

____________________

Chyntia kemudian menoleh, "hm apa?" Tanya dia balik.

"Tau tentang Kiana? Maaf kalo tiba-tiba nanya kayak gini."

"Kiana?..." Chyntia mengerutkan alisnya tipis.

"Iya Kiana, kamu tau?"

"Kiana siapa anj*r, gue gak kenal" jawabnya, kemudian pergi meninggalkan Kania. Perlahan punggung Chyntia menghilang dari penglihatan Kania. Ia hanya bisa pasrah, entah bagaimana caranya Kania mendapatkan informasi tentang Kiana.

Inilah hasilnya, Kania berkeliling sekolah hanya untuk mencari Chyntia dan hasilnya nihil, tidak ada informasi apapun. Bahkan Chyntia sendiri malah menjawabnya dengan singkat dan pergi begitu saja.

***

Malam hari ini tidak ada bintang, Kania sedang terbaring di atas ranjang sembari menatap layar ponselnya. Tak lama kemudian Bi Fatimah menghampirinya mengantarkan satu nampan berisikan segelas air dan satu piring makanan.

"Non kenapa tadi gak ikut makan di bawah?" Tanyanya sambil meletakkan nampan di atas nakas.

"Kania males aja Bi" jawabnya, tanpa mengalihkan pandangan dari sang benda pipih.

"Non juga kenapa gak ikut? Kan yang lain pada jalan-jalan" tanya Bi Fatimah sekali lagi, namun Kania terlihat menyernyitkan dahinya.

"Hah? Kania gak tau, mungkin emang gak ada yang mau ngajak" Kania tampak bingung diawal dan mengangkat bahunya diakhir.

"Yaudah Bibi pamit keluar" katanya, kemudian dibalas anggukan oleh Kania.

Kania kemudian menatap makanan yang dibawakan tadi. Yap, ia hanya menatapnya kemudian kembali memainkan ponsel. Memang akhir-akhir ini Kania tidak memiliki nafsu makan.

Tak berselang lama dirinya kerasukan ide yang entah datang dan berkunjung dari arah mana. Gimana kalo cari sesuatu aja di kamar ayah? Siapa tau ada petunjuk katanya dalam hati.

Kemudian ia berjalan keluar kamar untuk menuju kamar Heriansyah Angkasa. Nama anggota keluarga Angkasa memang selalu diakhiri dengan Angkasa, mirip dengan nama sekolah Kania. Maklum, karena memang sekolah tersebut milik kakek Ica.

Lalu pintu kamar itu Kania buka secara perlahan. Tidak dikunci? Baguslah. Kania masuk dan langsung menutup kembali pintu tadi.

Ia kemudian mencari-cari keberadaan informasi tentang ibunya Ica. Kania hendak membuka pintu lemari yang berada tepat di hadapannya sekarang juga, karena kemungkinan besar hal yang Kania cari-cari pasti ada di dalamnya. Namun sayangnya lemari itu dikunci, dan Kania tidak tahu dimana letak kunci tersebut, atau mungkin Heri membawanya (?)

Kanza : Kania X Zaki [ REPUB ]Where stories live. Discover now