12.12

1.2K 135 10
                                    

Paginya.

Didalam mobil.

"Jae, ayo kita kerumah sakit" kata Jeongwoo tanpa memandang kearah Jaehyuk.

"Engga"

"Gejala kamu makin parah. Bahkan sampai semalem juga mata kamu bisa serabun itu" kata Jeongwoo mulai kesal.

Benar, semalem Jaehyuk ngga bisa liat apapun hampir satu jam.

Belum lagi kepalanya terus berdenyut, nafas memburu, muka pucat. Tapi ketika Jeongwoo nawarin buat sekedar check diri ke rumah sakit Jaehyuk selalu nolak.

"Lagian kalau ke rumah sakit apa gunanya sih Woo? Aku udah distadium akhir"

"Engga ada salahnya terus berusaha"

"Aku udah capek. Bisa ngga sih kamu ngertiin aku?"

Tanpa sadar keduanya terpancing emosi.

Jeongwoo kemudian menepikan mobilnya. Awalnya Jeongwoo mau nganter Jaehyuk ke kampus terus dia ke sekolah.

Tapi kayaknya Jeongwoo bakal ngerubah rencananya.

Jaehyuk harus ke rumah sakit.

Jeongwoo meremat stirnya, rahangnya mengeras, "Jae, kamu mau gitu aja nyerah sama keadaan?"

"Kamu ngga mikir orang-orang yang sayang sama kamu? Mereka bakal berjuang bareng kamu. Jangan egois" suara Jeongwoo sedikit meninggi.

Jaehyuk ikut mengeraskan rahangnya. Tatapannya masih lurus ke depan.

"Kamu tau apa tentang aku?" kata Jaehyuk kemudian menoleh.

Menatap lurus ke Jeongwoo.

"Kamu pikir selama ini aku ngga berjuang? Kamu pikir aku ngga mikirin ayah, ibu sama kamu? Iya?!"

"Kalau gitu ayo ke rumah sakit. Jangan terus-terusan sok menahan rasa sakit itu sendiri. Kamu butuh pengobatan. Aku bilang jangan egois, Park Jaehyuk!" sanggah Jeongwoo yang ternyata juga kepancing emosi.

"Pengobatan? Kamu kira dulu aku tiap bulan check up 2 kali itu buat apa, hah?!"

"Kamu pernah mikir ngga sih seberapa overthinkingnya aku setiap kali ngeliat hasil check up?"

"Dan kamu dengan seenaknya bilang aku egois? Hati kamu kemana, Woo?" kata Jaehyuk dengan tanpa sadar matanya mulai berkaca-kaca.

Jeongwoo yang ngeliat Jaehyuk kaya gitu langsung merasa bersalah.

Jeongwoo terlalu khawatir dan emosinya selalu susah di kontrol kalau sama Jaehyuk. Jeongwoo cuma mau yang terbaik untuk Jaehyuk.

Jeongwoo mengehela nafas kasar, "Aku minta maaf"

Jaehyuk ikut membuang muka. Tangannya bergerak mengusap sudut matanya yang berair.

"Jae-"

"Aku turun disini" kata Jaehyuk gitu aja dan membuka pintu mobil.

Jeongwoo tentu aja ngebiarin Jaehyuk pergi. Jeongwoo ikut turun dan menyusul Jaehyuk.

Jaehyuk masih terus berjalan menyusuri trotoar dan mengabaikan panggilan Jeongwoo.

"Jaehyuk, tunggu!" Jeongwoo masih setia dibelakangnya.

Jaehyuk kemudian lari, disusul Jeongwoo.

Sampai beberapa saat kemudian,

Brak!

Jaehyuk terhenti.

Suara tabrakan yang sangat keras membuat jantung Jaehyuk berdegub begitu kencang.

TwinsKde žijí příběhy. Začni objevovat