13.13

1.3K 150 27
                                    

Jaehyuk pulang kerumahnya pukul 6 pagi bersama ayahnya.

Ibunya memilih tinggal dan menemani Jeongwoo.

Ayahnya hanya mampir kerumah untuk mandi dan bergegas mencari pendonor jantung.

Jaehyuk sendiri memilih pergi ke kamar Jeongwoo.

Duduk di tepi tempat tidur itu.

Matanya menyusuri seluruh sudut kamar Jeongwoo.

Ada lemari pakaian, Jeongwoo biasa memberantakan semua pakaiannya disana.

Ada meja belajar Jeongwoo yang berantakan. Jeongwoo suka belajar disana.

Lalu ada jaket yang tersampir di lengan sofa, Jeongwoo pasti hendak memakainya kemarin pagi namun tidak jadi.

Tangan Jaehyuk mengusap sisi tempat tidur.

Beberapa hari lalu Jeongwoo masih selalu tidur disini. Masih menggunakan selimut yang belum dilipat ini.

Kemarin Jeongwoo masih dengan tawanya ada di kamar ini.

Kemarin Jeongwoo masih memasuki kamar ini.

Dan seharusnya semalam Jeongwoo tidur di kamar ini. Bukan dirumah sakit.

Terbaring dengan mata terus terpejam. Seolah enggan untuk terbuka dan melihat dunia.

Jaehyuk bergerak tidur meringkuk diatas tempat tidur Jeongwoo. Di sepinya pagi ini Jaehyuk menangis.

Memeluk tubuhnya sendiri.

Mengabaikan sakit kepala yang mulai parah dari hari ke hari.

Rasa sakit hatinya melebihi rasa sakit dari penyakitnya.

.

.

.

Siangnya Jaehyuk kembali ke rumah sakit. Membawakan makanan dan baju ganti untuk ibunya.

Namun saat akan membuka pintu ruang rawat Jeongwoo, Jaehyuk terhenti.

Disana ada ibunya yang tengah menggenggam tangan Jeongwoo dengan menunduk.

Dapat diliat dari tubuh bergetarnya, ibunya tengah menangis.

Hati Jaehyuk terasa diremas dengan kuat.

Ibunya menangis dengan pilu dan Jeongwoo masih berjuang dengan sekaratnya.

Jaehyuk akhirnya berdiri disamping pintu masuk untuk beberapa saat. Selain menunggu ibunya tenang, ia juga menunggu dirinya untuk lebih siap.

.

.

.

Malamnya Jaehyuk kembali ke rumah sendirian. Ibunya masih enggan diajak pulang. Ibunya ingin terus menemani Jeongwoo.

Jaehyuk masuk ke dalam rumah dengan tenang tanpa bersuara. Saat ruang makan, mata Jaehyuk tidak sengaja menangkap beberapa botol yang Jaehyuk kenal itu adalah alkohol.

Jaehyuk berniat mengambil botol itu dan membuangnya namun langkahnya terhenti.

Ternyata ada ayahnya yang terduduk di lantai dengan bersandar pada lemari pendingin. Kepalanya menunduk.

Ayahnya terlihat sangat frustasi.

Suara isakannya juga mulai terdengar.

Ayahnya menangis.

"Dimana aku harus mencari donor jantung itu?" lirih ayahnya.

Hati Jaehyuk kembali mencelos.

Keadaan orangtuanya benar-benar kacau.

TwinsWhere stories live. Discover now