Dancing with Our Hands Tied | Prologue

4.2K 298 20
                                    

The Gallagher Manor, Barrington Hills, Illinois, USA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

The Gallagher Manor, Barrington Hills, Illinois, USA.

"Kamu sudah mendengar sendiri bukan, permintaan adikmu?"

Gabriel mengangkat wajahnya menatap sang ayah, ketika pertanyaan itu keluar dari bibir pria yang berumur lebih tua 26 tahun darinya. "Permintaan siapa?"

"Glatea."

Gabriel mengerutkan dahinya. Kehadirannya yang baru saja tiba usai perjalanan panjang dari Australia membuat Gabriel tidak mengerti maksud dari pertanyaan sang ayah. "Aku tidak tahu."

Alexander Gallagher menghembuskan napasnya. Pria itu menuang kembali botol champagne ke dalam gelas sebelum meminumnya. "Adikmu —Glatea Gallagher, meminta Mitchell Green Energy kepada Papa."

"Bukannya Glatea memang disiapkan untuk memimpin MGE?" tanya Gabriel dengan bingung.

"Glatea memang disiapkan untuk memimpin MGE," Alexander menatap putra sulungnya, "Tetapi dia tidak akan bisa memimpin MGE, apabila kamu belum mengambil posisimu di Gallagher Group."

Gabriel tidak menjawab perkataan sang ayah. Pembicaraan ini merupakan pembicaraan terakhir yang ingin Gabriel bicarakan dengan sang ayah. Gabriel mengambil botol vodka yang berada di meja bartender sang ayah dan menegaknya sampai habis.

"Axel?"

"Glatea bisa memimpin MGE tanpa Axel naik ke Gallagher Group."

"Axel, what stopping you?" Alexander membuang napasnya kasar, "Mama dan Papa mendidikmu dan mengajarimu semuanya tentang bisnis kami untuk ini, untukmu berada di posisi tertinggi di jajaran perusahaan kita."

"There's always someone who's better than me to lead the company." jawab Gabriel dengan datar.

Alexander menganggukkan kepalanya, "Memang selalu ada seseorang yang jauh lebih baik daripadamu. But the thing is, Axel, this is a family company. Gallagher Group merupakan perusahaan yang dirintis oleh kita, tanpa ada campur tangan orang luar. Papa tidak mungkin memberikan legasi ini kepada orang luar yang bukan keluarga kita."

"Axel, Papa memintamu untuk memimpin Gallagher Group karena Papa tahu kapasitasmu. Papa tidak akan mengemis kepadamu seperti ini, apabila Papa tidak ingin kamu yang menggantikan posisi Papa." lanjut Alexander.

Gabriel menggeleng pelan. Pembicaraan ini bukanlah pembicaraan pertama antara mereka, dan sama seperti pembicaraan sebelumnya, nampaknya pembicaraan kali ini juga tidak akan berakhir dengan baik.

"Papa, we have talked about this."

"Dan Papa akan terus mengajak kamu untuk berbicara mengenai ini, sampai kamu memberikan jawaban seperti apa yang Papa inginkan." balas Alexander.

"Axel, you were born for this." Alexander memijat keningnya, "Kamu putra Papa yang paling Papa percaya mampu memimpin seluruh bisnis kita."

Dancing with Our Hands TiedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang