Dancing with Our Hands Tied | Chapter 9

2.1K 169 27
                                    

"Boleh aku memasak?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Boleh aku memasak?"

    Gabriel menghentikan kegiatannya yang sedang melepas mantel untuk beberapa saat, kala pria itu mendengar pertanyaan yang keluar dari bibir Abby. Tanpa menoleh, pria itu mengangguk pelan. Hari ini sudah menjadi hari yang cukup melelahkan baginya, dan Gabriel tidak ingin menambah berat harinya hanya untuk mendebat gadis itu.

    Sementara Abby menahan dirinya dari kesenangan. Dirinya memang tidak terlalu pandai masak, tetapi melihat bagaimana lelahnya Gabriel di perjalanan pulang mereka tadi membuat Abby mencetuskan ide tersebut. Walau sebenarnya ada cara lain yang lebih mudah, yaitu dengan memesan makanan. Tetapi Abby tidak bisa melakukan itu, karena dirinya yang tidak memegang uang sama sekali.

    Setelah tubuh Gabriel menghilang termakan oleh daun pintu kamar pria itu, Abby dengan cepat berjalan ke arah dapur. Abby melihat isi lemari pendingin dan ruang penyimpanan konsumsi pria itu, dan untuk ukuran seorang pria dewasa, Gabriel memiliki persediaan makanan yang sangat memumpuni.

    Perhatian Abby lalu terjatuh pada potongan ikan yang berada di lemari pembeku. Karena tidak ingin terlalu lama menghabiskan waktu untuk memasak dan juga gagal akibat bereksperimen, Abby memutuskan untuk memasak potongan ikan tersebut dan juga pasta. Dengan semua bahan makanan yang ada dan juga alat dapur yang sangat memadai, seharusnya membuat dua menu itu bukanlah hal yang sulit dan lama.

    Abby menoleh, ketika gadis itu mendengar suara gonggongan Murphy yang berada tidak jauh di bawahnya. Anjing kecil itu kemudian menggonggong sambil menempelkan tubuhnya pada kaki Abby, "Hey Murphy."

    Murphy kembali menggonggong, dan ketika Abby tersadar apa maksud dari gonggongan anjing itu, Abby segera berjalan menuju kamar Gabriel.

    "Gabriel," panggil Abby seraya mengetuk pelan pintu kamar pria itu.

    Tepat di saat Abby akan kembali mengetuk pintu, pintu kamar terbuka dari dalam dan langsung menampilkan Gabriel yang baru selesai membersihkan diri. Hal itu terlihat dari rintikkan air yang jatuh dari rambutnya, dan juga mata biru pria itu yang terlihat sangat jernih akibat wajahnya yang bersih.

    Abby meneguk ludah, gadis itu memang harus menguatkan imannya jika ingin Gabriel menampungnya untuk waktu lebih lama. "M— maaf mengganggumu. Tetapi aku baru ingat bahwa aku tidak membawa makanan anjing yang disediakan oleh kantormu tadi, sehingga Murphy tidak memiliki makanan untuk malam ini."

    "Aku tidak memiliki uang dan ponsel, aku juga tidak tahu di mana toko makanan hewan terdekat." Abby mengerucutkan bibirnya, "Aku tahu kamu tidak ingin melakukannya untukku, but please do it for Murphy?"

    Gabriel menghempaskan nafasnya, sebelum berjalan melalui Abby dan menggendong Murphy seraya membawanya keluar rumah. Abby yang melihat itu sontak mengejar Gabriel, "Gabe!"

    "Please, please, please... aku akan memberi makan Murphy makanan lain asalkan kamu jangan membuangnya."

    "Gabriel!"

Dancing with Our Hands TiedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang