Dancing With Our Hands Tied | Chapter 14

1.4K 125 15
                                    

Caracas, Venezuela.

    "So... apa yang membuat kamu dan Gemma tidak melangsungkan pernikahan kalian secepatnya?"

    Theodore yang sedang memakan ice cream di kursi pengemudinya menengok ke arah Abby yang sedang melakukan hal yang sama hanya saja di kursi penumpang, "Marriage isn't that easy, Abs."

    "Tetapi bukannya apabila kalian saling mencintai, semua urusan akan menjadi mudah?"

    "Tidak dengan hubunganku." balas Theodore, "I mean, I love Gemma with all of my life, tetapi urusan pernikahan memang sedang tidak ada di dalam agenda kami tahun ini."

    "So Gemma could still be marry with anyone?" ujar Abby yang dibalas dengan tatapan tidak suka Theodore, "Gemma is mine, Abs. She's mine and only, tetapi aku belum bisa untuk menggelar pernikahan untuknya, that's way I engaged with her to keep her be mine."

    Abby memutar matanya, "You can use the wedding organizer."

    "We tried, and it didn't work on us." Theodore membuang cup ice cream ke tempat sampah di dalam mobilnya, "So Abby, let's talk about you lady."

    Abby menaikkan satu alis, "Apa?"

    "What brings you here?" tanya Theodore, "Kamu jelas bukan dari negara ini, Abs. Dan apabila telingaku tidak salah dengar, aku bisa mendengar sedikit jelas aksenmu, and that's clearly not from here."

    "Aku memang bukan dari sini, sepertinya aku pernah menceritakan ini kepadamu?"

    Theodore menggeleng, Abby kembali melanjutkan perkataannya. "Well, aku pindah ke sini karena aku melarikan diri dari orang tuaku."

    "Are you for real?" tanya Theodore tidak percaya.

    Abby mengangguk, sebagai jawaban atas pertanyaan Theodore. "Aku melarikan diri karena kedua orang tuaku ingin menjodohkan aku dengan seseorang, sementara aku masih ingin menggapai karirku dan bermain."

    "Damn how old are you when you were run away?"

    "Seventeen, I guess." balas Abby, "Aku tidak terlalu ingat, yang jelas aku sudah beberapa tahun di negara ini."

    Theodore memutar tubuhnya menghadap Abby, "Lalu bagaimana kamu hidup? Maksudku adalah kamu butuh uang untuk hidup di negara ini walaupun low costnya terbilang murah."

    "I use my credit cards."

    "Orang tuamu akan tahu posisimu di mana apabila kamu menggunakan kartu kreditmu."

    Abby menggeleng, "Tagihanku aku sendiri yang bayar."

    "So... you're rich?"

    Abby tertawa, "Aku menggunakan tabungan yang disimpan kedua orang tuaku untuk aku menikah."

    "Why here?"

    Abby mengedikkan kedua bahunya, "The cheapest flight I could find that day."

    Theodore tertawa, "And you have nothing now? Mengingat tempat tinggalmu beserta isinya baru saja terbakar."

    "Yup, I have absolutely nothing." balas Abby, "Dan karena itu, aku menjadi sangat berterima kasih kepada Gabriel karena mau membantu dan menampungku."

    "He hates you, Abs."

    Abby tersenyum lebar, "I don't care, first impression Gabriel di aku adalah baik. And once a person have a good first impression to me, that person would always be nice in my personal opinion."

Dancing with Our Hands TiedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang