Dancing With Our Hands Tied | Chapter 13

1.2K 112 23
                                    

"Dude, where have you been?!"

    Gabriel mengarahkan dagunya ke arah dalam gedung sebagai jawaban untuk pertanyaan adiknya. Gerald yang berada di belakang kemudi mobil berdecak pelan melihat tingkah dari kakaknya itu.

    "Kita sudah menunggumu hampir sepuluh menit, Xel." Gerald lalu mengarahkan kaca tengah mobil ke arah kursi barisan ke tiga di belakang. "Glatea sampai tertidur karena menunggumu."

    Alexander yang berada di barisan ke dua dalam mobil bersama sang istri dengan cepat memotong, "Adikmu tertidur karena dia kekenyangan mengonsumsi makanan yang ada di dalam pesta tadi Ge, bukan karena menunggu Axel."

    "Tetapi tetap saja Axel terlalu lama." balas Gerald yang mulai mengendarai mobilnya. "Lagi pula kenapa kita masih harus berada di satu mobil yang sama? I mean, all of us knows how to drive."

    "For our own safety, Sayang." balas Althea Gallagher. "Mama yang meminta Papa agar kita berada di satu mobil yang sama, selain untuk keselamatan bersama mobil ini juga menjadi mobil dengan fitur keselamatan terlengkap di garasi kita."

    Gerald memutar matanya. Alasan yang dibilang oleh ibunya sebenarnya sangatlah tidak masuk di akal, dan pria itu juga sangat yakin ayah dan kakaknya setuju dengannya akan hal itu. Keselamatan terpenting bagi keluarga mereka justru berada di kendaraan yang berbeda-beda, tetapi sepertinya sang ibu memang sedang merindukan kebersamaan keluarga mereka, karena itulah alasan tidak masuk akal itu keluar dari bibir seorang Althea Gallagher.

    "Mama, seluruh mobil yang berada di garasi kita sudah diformulasi khusus mengenai standar keselamatannya. Bahkan mobil listrik kecil milik Mama itu." balas Gerald.

    Sementara Alexander menahan tawanya mendengar ucapan itu, "Dengarkan saja apa yang Ibumu katakan, Ge."

    "Memang!" Althea mencubit pelan lengan sang putra, "Anak Mama yang satu ini memang yang paling pintar dalam membalas Mama!"

    Gerald menjerit pelan, "Mama please... Gerald's driving right now."

    Alexander hanya menggelengkan kepalanya melihat kelakuan istri dan putranya itu. Tatapan pria itu lalu beralih ke putra sulungnya yang saat ini berada di kursi tepat dihadapannya. "Bagaimana Vivianne, Xel?"

    Gerald dengan cepat menoleh, "Vivianne adalah jatahku!"

    "Siapa yang bilang?" balas Alexander dengan cepat, yang langsung dibalas oleh Gerald. "Mama."

    Althea menggeleng tidak terima, "Mama tidak bilang seperti itu!"

    "Yes, you're."

    "Any other woman except Vivianne, Gerald."

    Gerald melirik bingung ke arah Ayahnya, "Why? Why can't I be with Vivianne?"

    "Biarkan Vivianne menjadi milik Axel."

    Mendengar namanya disebut, Gabriel yang semula tidak tertarik dalam perdebatan keluarganya seketika menoleh ka arah sang ayah. "Gerald can have her."

    "No, Axel." Alexander berdecak, "Papa dan Toshi sengaja memperkenalkan kalian dan meninggalkan kalian tadi adalah rencana kami untuk mendekatkan kalian! Apa kamu masih tidak sadar dengan hal sekecil itu?"

    "Papa tidak harus melakukannya."

    Alexander menghembuskan napasnya kasar sambil melirik ke arah sang istri. Althea yang mengerti pun langsung mengambil alih, "We just worried about you, Xel."

    "Selama hidupmu kamu tidak pernah mengenalkan wanita manapun ke kami. And as your parents, kita mengkhawatirkanmu." Althea sedikit memajukan tubuhnya untuk memeluk tubuh sang putra sulung dari kursi bagian belakang. "Axel, Mama dan Papa sudah tidak muda lagi, Sayang. Kita hanya tidak ingin setelah kita tiada kamu akan terus sendiri tanpa pasanganmu menemani."

Dancing with Our Hands TiedWhere stories live. Discover now