Dancing with Our Hands Tied | Chapter 7

2.4K 194 26
                                    

Abrianna Rose masih setia berdiri di tempatnya, ketika gadis itu melihat dengan mata kepalanya sendiri bagaimana bangunan tempat tinggalnya meledak di seperkian detik ia turun dari mobil milik Gabriel Gallagher

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Abrianna Rose masih setia berdiri di tempatnya, ketika gadis itu melihat dengan mata kepalanya sendiri bagaimana bangunan tempat tinggalnya meledak di seperkian detik ia turun dari mobil milik Gabriel Gallagher.

    Terkejut, bingung, panik, semua perasaan tidak karuan menjadi satu di dalam diri Abby saat ini. Diamnya Abby bahkan membuat Gabriel Gallagher yang semula hendak melanjutkan perjalanannya kini keluar dari mobil milik pria itu dan berdiri di hadapannya.

    Semuanya terlalu mendadak bagi Abby untuk gadis itu proses, bahkan ketika orang sudah berlarian dan Gabriel Gallagher sudah selesai melakukan panggilan dengan pihak pemadam kebakaran, Abby masih setia berdiri di tempatnya.

    "Woman?"

    "Woman."

    "Woman."

    Tepukan pada pundak Abby membuat gadis itu kembali ke alam sadarnya. Abby menatap sepasang mata biru itu dengan datar, "Aku tidak punya tempat tinggal."

    "You can find a hotel."

    "Aku tidak tahu di mana kartu kreditku. Aku bahkan tidak tahu tasku berada di mana." jawab Abby dengan jujur. "I basically have nothing. Not even a bra."

    Gabriel memutar matanya malas. "Your assurance will cove—"

    "Apa menurutmu gadis sepertiku memiliki asuransi kehidupan?"

    "You're wearing a designer clothes."

    Abby melirik ke tubuhnya. Gadis itu memang menggunakan pakaian dari designer asal Italia ternama, tetapi walau begitu bukan berarti Abby memiliki asuransi kehidupan. "Aku tidak memiliki asuransi kehidupan."

    "Where are your parents?"

    Abby mengedikkan kedua bahu, "None of your business."

    "Anak kecil sepertimu tidak seharusnya terpisah dari kedua orang tua."

    Abby membulatkan bibirnya. "Excuses you?"

    "Aku bahkan bisa membuatkanmu anak kecil detik ini juga." lanjut Abby. "Don't call me kid."

    Gabriel berdecak. Api di gedung tersebut belum padam, dan gadis di hadapannya itu juga tidak tahu bagaimana nasibnya tetapi Gabriel harus segera pergi ke lokasi proyeknya. "I have to go."

    "And leave me alone just like that?" balas Abby tidak terima.

    Gabriel mengangguk pelan yang sontak membuat Abby berdecak. "Evil."

    Tanpa menunggu balasan dari Gabriel yang sudah Abby pastikan tidak akan ada, Abby lebih memilih untuk masuk kembali ke dalam mobil pria itu tanpa persetujuan si pemilik. "Murphy, I don't have a home."

Dancing with Our Hands TiedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang