Dancing With Our Hands Tied | Chapter 11

2.1K 169 19
                                    

The Gallagher Manor, Barrington Hills, Illinois, USA.

    Althea Gallagher langsung meninggalkan helaian tangkai bunga yang sedang ia rangka begitu saja, ketika ia melihat putra sulungnya berjalan melewati pintu utama rumahnya. Senyuman di bibir wanita tua itu pun langsung terlihat seiring dengan langkahnya yang bergerak mendekati sang putra.

    Dalam sekali gerakan, Althea dengan mudahnya membawa putranya ke dalam pelukan dan merengkuhnya erat. "Welcome home, Axel."

    Gabriel Axel Gallagher atau yang lebih sering dipanggil Axel oleh keluarganya itu membalas pelukan sang ibu tidak kalah erat, "Thank you, Mama."

    "Go meet your Papa, meanwhile Mama akan menyiapkan makanan untukmu." ucap Althea aetelah melepaskan pelukannya.

    Gabriel mengecup pipi ibunya sekilas, "Where is he?"

    "Di ruang kerjanya." balas sang Ibu, "Temui dulu Ayahmu, he's dying to meet you."

    "Apa yang pria tua itu inginkan kali ini?" tanya Gabriel.

    Althea tersenyum, "Axel, he's just want to see you."

    Gabriel menghembuskan napasnya, "Axel akan menemui Papa."

    "Okay, meanwhile Mama akan menyiapkan makan malam untukmu."

    Setelah meninggalkan ibunya di ruang tamu manor keluarganya, Gabriel lalu pergi ke ruang kerja ayahnya untuk menemui pria itu. Dan sesuai dengan perkataan ibunya, Gabriel dengan mudahnya menemukan ayahnya dibalik meja kerja pria itu.

    "Good morning, Sir."

    Alexander Gallagher berdecak mendengar sapaan dari sang putra, "You're my son Gabriel Axel, not my employee. Talk to me correctly."

    Gabriel memutar matanya, "Good morning, Papa."

    Senyuman lebar tercipta dari bibir Alexander, "That's my first born, come here give me a hug."

    Tidak ingin berdebat lebih lama, Gabriel pun berjalan ke arah sang ayah untuk memberikan pria itu sebuah pelukan singkat.

    "Bagaimana Caracas?"

    "All went good." balas Gabriel setelah menduduki salah satu kursi di depan meja kerja sang ayah.

    "Kapan peresmiannya bisa dilakukan?"

    "Sekitar tiga bulan lagi, apabila semua berjalan sesuai rencana."

    Alexander mengangguk, "Papa percayakan seluruhnya kepadamu."

    "Papa tidak akan menyuruhku pulang apabila Papa hanya ingin bertanya mengenai progress kilang minyak itu."

    Alexander tersenyum puas, "Kamu memang yang tahu Papa."

    "Axel on all ears."

    Alexander menegakkan posisi tubuh dan menenggak gelas berisikan vodka miliknya sebelum memberitahu Gabriel apa yang sebenarnya pria itu inginkan, "Come with me to a party."

    Gabriel menaikkan satu alisnya, "Papa bisa mengajak Mama."

    "Mama juga akan hadir, tetapi Papa minta kamu juga ikut."

    "Untuk apa kehadiranku dibutuhkan?" tanya Gabriel dengan bingung.

    Alexander menaikkan kedua bahunya, "Everything? Papa minta kamu ikut karena akan ada banyak relasi yang bisa kita jadikan relasi baru. We need to expand our networking, by joining a lot of parties."

Dancing with Our Hands TiedWhere stories live. Discover now