13.CERAI

2.6K 198 38
                                    

Happy reading
Terimakasih sudah singgah
Jangan lupa vote komentnya
________

Ara menyudahi tangisannya, waktu sudah semakin malam Ara memilih beranjak pergi, susnet yang cantik telan hilang di telan oleh bumi, kapan-kapan lagi Ara akan berkunjung melihat sunset.

Dengan berat hati Ara memilih pulang ke rumah dinas, menaiki taksi yang sudah ia pesan.

Ara melangkah pelan memasuki halaman rumah dinas sunyi sepi itulah yang ia rasakan, matanya memicing menatap mobil dinas milik Fhatur yang sudah terparkir di garasi mobil.

Ara menahan air matanya agar tak tumpah, berusaha menguatkan dirinya sendiri untuk tidak menjatuhkan air matanya, Ara mulai memasuki rumah dinas.

"Dari mana saja kamu!" suara bariton Fhatur saat Ara melangkah masuk kedalam rumah.

Ara tersentak kaget bahkan jantung nya berpacu lebih cepat, suara Fhatur yang sudah beda dari biasa nya suara yang begitu menyeramkan dengan lantang nya membuat nyali Ara menciut seketika.

Ara tak membalas pertanyaan Fhatur ia berjalan melenggang masuk kedalam kamar begitu saja, membuka hijab instan yang seharian melekat di kepalanya.

Fhatur berusaha sabar menghadapi Ara ia ikut masuk menyusul Ara kedalam kamar.

"Saya tanya dari mana kamu?" tanya Fhatur sekali lagi.

"Apa peduli lo!" sahut Ara dengan sinis berusaha menahan air matanya agar tak tumpah.

"Ara saya tanya baik-baik darimana kamu? apa pantas seorang istri berkeluyuran di waktu malam dan pulang larut seperti!" seru Fhatur yang sudah kesal.

"Dan apa pantas seorang yang sudah beristri menemui mantannya secara diam-diam bahkan berpelukan mesra!" ingin rasanya Ara menjerit mengatakan itu tetapi ia cukup sadar diri.

"Ayok bercerai!" teriak Ara dengan lantangnya.

Entah sadar atau tidak tetapi catat Ara mengatakannya dengan sadar.

Mendengar lontaran Ara rahang Fhatur mengeras bersamaan dengan tangan terkepal kuat biji matanya ikut tergelonjak kaget tak percaya pernikahan belum genap seminggu dengan mudahnya gadis ini mengatakan kalimat yang membuat emosinya makin mendidih sedari kemarin ia tahan

"Kamu pikir perceraian dalam militer gampang!" balas Fhatur dengan bentakannya.

Air mata Ara yang sedari tadi ia tahan sudah jatuh dengan merembes bebas, dasar lemah makinya pada diri sendiri.

"Tenang saja nanti gua suruh ayah yang urus," balas Ara dengan isakannya ia sangat kecewa mengapa respon Fhatur seperti itu.

Fhatur kembali di buat meradang ia menarik rambut cepaknya kuat-kuat ada apa dengan Ara kenapa ia berkata seperti ini

"Kamu ini Kenapa? kenapa mengatakan perceraian semudah itu, pernikahan kita belum genap seminggu," ucap Fhatur menurunkan intonasinya menatap Ara yang sudah terisak.

"Gua hanya ingin cerai!" teriak Ara menyahut dengan sesegukan, gadis itu langsung melangkah ke arah lemari pakaian.

Tangan Ara gesit mengambil semua pakaian nya menaruhnya kedalam koper, ia sudah tak tahan lagi dengan semuanya.

Fhatur yang melihat itu tak terima. "Ara saya mohon bicara baik-baik jangan seperti ini," ucap Fhatur yang sudah frustasi.

Ara tak peduli ia menghapus air matanya kasar. "Gak ada yang perlu di bicarain, gua hanya ingin cerai!"

"Kasih saya alasan mengapa kamu ingin bercerai dari saya"? tanya Fhatur mengatur nafasnya agar tidak tersulut emosi.

Ara tak menjawab air mata nya terus menetes deras.

ARABELA STORY (END)Where stories live. Discover now