BROWNIES

1.6K 185 28
                                    

Haii
Terimakasih sudah singgah
Jangan lupa vote komentnya

Adzan isya berkumandang membuat Fhatur segera membangunkan Ara yang sudah terlelap di tempat tidur setelah beberapa menit mereka sampai.

"Sayang bangun shalat"

"Udah adzan" gumam Ara pelan dengan mata yang sudah terbuka

"Sudah,kamu bersih-bersih dulu setelah itu kita shalat"

"Mas duluan aja entar habis waktunya"

"Nggak mas nunggu kamu"

Ara hanya bergumam pelan memilih masuk kedalam kamar mandi membersihkan diri.

Kantuk terus melanda Ara ketika ia dan Fhatur selesai menjalankan shalat isya.

Ara sampai lupa di dapur ia belum memasak apapun. Gadis itu buru-buru melipat mukenahnya membuat makan malam untuk ia dan Fhatur.

"Mau kemana"

"Masak mas"sahut Ara

"Gak usah duduk sini aja" cegah Fhatur meraih pinggang Ara memeluk nya erat.

"Mau makan batu mas"geram Ara memutar bola matanya malas berusaha melepaskan pelukannya dari Fhatur namun tenaga lelaki itu lebih kuat darinya

Fhatur tertawa gemas mengecup cepat pipi Ara yang sudah marah seperti itu"Mas sudah pesan gofood"

"Makanan gak sehat"

"Sekali-kali yang"

"Sama aja,"

"Udah diem kamu bawel banget sih,orang cuman makan sekali gak tiap hari"

Ara hanya mendegus sebal kenapa lelaki itu begitu menyebalkan sih suka sekali memeluknya.

"Mas coba aja sehari gak usah meluk Ara bisa"

Fhatur menggeleng cepat"Gak bisa"selanya tegas

Ara tertawa"kenapa gak bisa sih"

"Gak tau maunya meluk kamu terus"

Ara lagi-lagi memutar bola matanya malas"mulai lagi deh bucinya"

"Gapapa bucin sama istri sendiri"ucap Fhatur tersenyum mencium puncak kepala Ara dalam

"Meleleh mas suka banget sih cium Ara"

Fhatur tertawa gemas melonggarkan pelukannya dari Ara menatap wajah gadisnya yang memerah seperti itu.

"Jangan liatin" Ara kesalnya membuang wajahnya ke sembarangan arah.

"Lucu ucap Fhatur tertawa gemas menyentuh wajah Ara dengan kedua tangan ya

"Ihs ngeselin" ucap Ara menutup matanya rapat-rapat begitu gugup bila di tatapi Fhatur

"Hahaha"Fhatur tertawa lepas mendekap Ara

Tiada habisnya ia menjahili Ara yang begitu menggemaskan

"Lepasin mas" ucap Ara memelas

"Gak akan sayang"

"Tapi Ara laper"ucapnya mencubit gemas perut Fhatur

"Ayok makan,maafin mas "ucap Fhatur tersenyum melepaskan pelukannya dari Ara

"Iyah" malas Ara yang sudah lelah berdebat dengan Fhatur.

"Yang suapin"rengkek Fhatur saat keduanya sudah berada di pantry makan

Ara menghela nafasnya gusar tak bisakah Fhatur diam tak merocokinya.

"Jangan manja,punya tangan gunanya apa"balas Ara sengit

ARABELA STORY (END)Where stories live. Discover now