Chapter 20

264 36 13
                                    

Wu Xie

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Wu Xie..

Namanya dalam pikiranku adalah kutukan yang tidak bisa kuhindari, hantu yang membayangiku hari demi hari, tahun demi tahun sejak pertama mau pun terakhir kali aku melihatnya.

Waktu terbentang pada saat itu, kami berdua terperangkap di dalamnya seperti jaring, tetapi kami tidak bertentangan, tidak bertengkar.  Sebaliknya, aku menyaksikan masa lalu datang dan pergi di depanku, hidup dan utuh. 

Dia adalah masa lalu yang telah kucari selama tahun-tahun yang panjang dan sepi. Dan dia juga adalah masa depan yang masih menjadi misteri.

Apa pun itu~

Kau akan selalu menjadi cintaku
bahkan jika aku jatuh cinta dengan seseorang sekali lagi
Aku akan mengingat semua cinta yang kau ajarkan padaku

Sekarang dan selamanya, kau akan selalu menjadi satu-satunya
Namun hingga saat ini

Kau masih menjadi sebuah lagu cinta yang sedih..

💜💜💜

Akhirnya, menyerah.

Dia harus menghapusnya sekarang juga.

Zhang Qiling menghabiskan kopinya,   meraih jaketnya dan meninggalkan rumah. Mengemudi tanpa tujuan, dia tidak tahu persis ke mana dia pergi, dia menjadi seperti hantu yang tersesat dalam hidup. Satu-satunya orang yang sangat ingin dia lihat kemungkinan besar adalah hantu atau ilusi yang indah. Beberapa hari berlalu sejak malam itu. Dia tidak tahu apakah harus bahagia atau menangisinya. Wu Xie masih tidak bisa dihubungi. Setelah mengumpulkan keberanian, Zhang Qiling mencari alamat rumahnya dan hanya menemui seorang pelayan dan tukang kebun yang mengatakan bahwa rumah telah kosong dan tuan muda mereka telah pergi dan menetap di Amerika.

Selain kontak Wu Xie, ia tidak memiliki akses lainnya. Mungkin bisa saja ia mencari seperti orang gila atau menggunakan jasa detektif swasta. Itu hal yang mudah. Tetapi apa yang mencegahnya melakukan itu adalah keraguan yang tumbuh di hatinya sendiri. Seberapa penting dirinya bagi pemuda itu? Jika memang Wu Xie tidak berniat menghubunginya lagi, untuk apa terus mengejar hati yang sudah tidak memiliki tempat untuk dirinya.

Hingga dua pekan berikutnya, dia tidak peduli bahwa dia akan berkeliaran di sekitar kota. Berjalan di taman hiburan sendirian menyaksikan banyak pasangan berpegangan tangan, berpelukan, berciuman membuatnya merasa kesal dan benang merah yang terjalin di mana-mana membuatnya semakin membenci kutukan ini.

Zhang Qiling tidak ingin diingatkan akan waktu berharganya bersama pemuda itu. Dia tidak ingin mengingat tempat ketika dia dipegang dengan lembut dan sangat hati-hati oleh tangan hangat itu.

Setiap kali dia pergi ke taman yang ramai, dia akan merasa kesepian. Dia akan selalu bertanya pada dirinya sendiri mengapa dia tidak terbangun dan mengejarnya saat Wu Xie meninggalkan hotel pagi itu dan memeluknya erat-erat. Itu adalah salah satu dari banyak pertanyaan yang belum terjawab di benaknya serta semua hal lain yang dia pikirkan, dia tidak memiliki penjelasan.

𝐅𝐢𝐫𝐬𝐭 𝐋𝐨𝐯𝐞 (𝐏𝐢𝐧𝐠𝐱𝐢𝐞) Where stories live. Discover now