💌26 | The Unknown Sender?

37 3 0
                                    

WELCOME!

Listening to: September - Sparky deathcap (instrumental loop)00:00 ━●━━━───── 03:01⇆ㅤ ㅤ◁ㅤ ❚❚ ㅤ▷ ㅤㅤ↻ılıılıılıılıılıılı

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Listening to: September - Sparky deathcap (instrumental loop)
00:00 ●━━━───── 03:01
⇆ㅤ ㅤ◁ㅤ ❚❚ ㅤ▷ ㅤㅤ↻
ılıılıılıılıılıılı

ᴠᴏʟᴜᴍᴇ : ▮▮▮▮

Here's the chapter For u guys!

Kazet cuma mau minta vomment dari kalian. THAT'S IT!

Kalau kalian share ke temen-temen kalian dan cerita ini makin banyak yang baca maka makin cepat Kazet updatenya, OKAY?

OR YOURS?

HAPPY READING!

HAPPY READING!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

💟

"KAK RAFFI!"

Aku membuka gerbang sekuat tenaga dan terus mengejar sosok itu. Ketika beberapa langkah aku keluar dari kawasan rumah bukan Raffi yang kutemukan.

"Acong?" Napasku kian tak beraturan. "Kenapa lo disini?" Aku membuka lebar-lebar mataku melihat kehadirannya. Secara perlahan aku melangkah mendekatinya.

"Lu lihat Raffi?" tanyaku. Petra berjalan mundur.

"Gua gak tahu, Tha."

"Jangan bohong!"

"Raffi sembunyi dimana?"

"Gua gak ngerti lu ngomongin apa, Tha? Gua baru nyampe sini mau mampir ke rumah lo."

Aku menggeleng. "Oh, mau ngapain?"

Petra menunduk menatap benda yang ia pegang. "Dimsum titipan emak gue. Hadiah ulang tahun."

Aku mengernyitkan alis. "Maksudnya?"

"Ya, iya. Selamat ulang tahun, Tha!" Dia menyodorkanku tas jinjing kertas itu.

Aku menggelengkan kepala lagi. "Jadi bukan lo yang ngirim ini?" Aku menunjukkannya paket itu. Petra menggeleng.  " Kalau gitu terus siapa!"

Ekspresi Petra yang ia pancarkan kurang lebih sama sepertiku. Kebingungan.

"Lu... bikin gue ketakutan, Tha," katanya. "Ini dimsumnya."

"Thanks, ya. Tapi lu serius gak lihat Raffi?" Aku menanyakan itu lagi. Petra menggeleng.

"Nggak, Tha. Gua sebaiknya pergi dulu." Petra berbalik badan tiba-tiba dan menaiki motornya. Situasi di antara kami tidak pernah seperti ini sebelumnya. Aku membiarkannya pergi dan mengambil napas sedalam-dalamnya.

Aku memutar badanku dan menemukan sosok itu.

Raffi.

Dan di balik punggungnya ada Hera.

Aku menatap matanya lamat-lamat, dan mendekatinya.

"What is this thing?" 

"I don't know."

"What is this for?"

"I don't know."

"So I am." Aku memberinya paket itu hingga mendorong dadanya sedikit. "Kalau gitu kenapa kamu kabur."

"Katanya gue gak boleh ketahuan," jawabnya.

"Lho, kok gak mau ngaku? "Katanya" maksudnya apa?"

Raffi menutup mulutnya.

"Kalau semua ini bukan dari kamu terus dari siapa? Kamu disuruh? Siapa orangnya?"

Raffi menutup mulutnya.

"Kak aku capek punya masalah terus sama kamu! Kenapa sih gak mau jawab."

Dia tetap menutup mulutnya. Aku mengangguk paham. "Oke, kalau tetep gak mau jawab. Tunggu di sini!"

Aku segera berlari masuk ke rumah, ke kamar, dan mengumpulkan semua buku yang pernah ia berikan di dalam satu kardus dengan cepat. Setelah itu aku kembali lagi ke hadapan pria itu.

Aku merebut paket yang ia pegang dan memasukannya ke dalam kardus yang kuangkat. Kardus itu kemudian aku beri kepadanya dengan paksa.

"Maaf, Kak. Aku sama sekali gak bisa nerima ini semua tanpa tahu siapa pengirimnya."

Raffi yang sudah memeluk kardus tersebut memandangku dengan sorot mata sayu.

Aku berucap lagi. "Kasih tahu ke orangnya. Kalau suka sama aku, ngomong langsung!"

SHUTTING DOWN...💻

okay

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

okay...

vomment dan share kalian sangat membantu Kazett

gimana guys, ada yang mau disampein?

wkwkw

well spam anything about this story ya

well spam anything about this story ya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

thank youu 

see you all on the next chap!

Shutting Down My HeartWhere stories live. Discover now