💌💟 37 | Oh, Moses

25 1 0
                                    

APAANSI KOK UDAH CHAPTER INI AJAAA

:(

SPAM APAPUN YUHUUU

"MOSES!"

"KETEMU MOSES!"

"BENERAN MOSES?"

"JANGAN KETIPU"

wkwkwk

okayy all, as usual vote, comment, and share

byee und happy readinggg

byee und happy readinggg

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

37. Oh, Moses

"No more messages between us, so I think it's the end of the chat, not the end of us."

—Aletha 

Sabtu, 21 Jun 2024
Aletha Aleana
12.00 p.m.

💟

Hari-hari berikutnya berlalu. Ujian yang tadinya berlangsung kini berakhir dalam sekejap. Sekejap tak terasa waktu berjalan begitu cepat. Libur panjang membuatku sangat senang.

Kuperiksa ponselku kembali. Memastikan titik di mana aku dan Moses akan berjumpa untuk pertama kalinya, lagi-lagi mencengkram koper selepas turun dari kereta.

Liburan tahun kemarin sudah cukup membuatku hapal jalanan Jakarta, daerah-daerahnya, wisata destinasinya, dan yang paling penting, kediaman Tobi.

Aku sengaja menentukan titik pertemuan kami di Jakarta Timur. Aku yakin Tobi tidak akan menjangkau daerah Jakarta sampai ke sana. Juga aku dan Moses sudah sepakat untuk menaikan status ke level 4. Pertemuan.

Namun, sebelum itu aku akan bersinggah ke hotel untuk mengistirahatkan diri dan juga bersih-bersih. Jujur saja, setibanya di sini aku malah gugup hebat. Parah. Padahal sebelum itu aku sudah istighfar ribuan kali untuk bisa membuatku tenang. Alhasil aku tenang.

Tapi, sekarang kumat lagi.

Aku membanting tubuhku ke atas kasur usai membersihkan diri di kamar mandi. Kulihat daya ponsel menipis, sontak aku beranjak dan mencari stopkontak untuk mengisi daya.

Selesai. Nanti sore aku akan bertemu dengan Moses untuk pertama kalinya. Untuk itu aku perlu beristirahat. Seperti terlelap dalam mimpi tidur siang.

💟

16.00 p.m.

Ini bagai mimpi tidur siang. Tapi sekali lagi aku mencubit pipiku untuk membuktikan bahwa ini nyata.

Aku akan bertemu Moses di tempat ini.

Sinar matahari lembut menyapa. Banyak anak-anak bermain layangan di sekitar, beberapa ada keluarga atau sepasang kekasih yang tengah piknik liburan. Berbeda dengan aku yang hanya menonton dari bangku panjang yang kududuki.

Shutting Down My HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang