03 - Kesukaan

3.8K 355 48
                                    

“Mas Jaehyun...”

Rintihan erotis itu Jaehyun abaikan. Pandangannya tak beralih dari tubuh tanpa sehelai benangpun yang selalu menggugah nafsunya. Jaehyun terus bergerak sembari menonton punggung adik iparnya yang terhentak-hentak di bawah kuasanya.

Bibir bengkak itu meracau tak jelas, hingga Jaehyun enggan berhenti. Tapi, Jaehyun harus melakukannya. Ia ingin tahu seberapa besar Taeyong menginginkannya.

“Kenapa berhenti, Mas?”

Suara itu membuat Jaehyun tersenyum menang.

“Tadi kan kamu suruh saya berhenti,” ujarnya menggoda. “Kamu mau apa, Taeyong?”

Tidak ada tanggapan kecuali telinga si adik ipar yang tampak memerah. Malu, mungkin. Pikir Jaehyun.

Detik berikutnya, Jaehyun mendapati sesuatu yang bisa mengeluarkan sisi liarnya seketika.

“Oh, fuck!” Jaehyun mengumpat.

Kucing kecil itu bergerak maju mundur dengan telinga memerah. Mendorong celah di antara kedua pahanya hingga batang kemaluan Jaehyun tenggelam di dalamnya.

“Mas Jaehyun...” Taeyong merintih menggoda. “Gerak lagi, Mas. Please...

Jaehyun menarik kedua lengan adik iparnya hingga pemuda itu tak bertumpu pada apapun, kecuali pada lengan Jaehyun yang melingkar di perut Taeyong yang ramping.

“Sayang,” Jaehyun mengecup ceruk leher yang basah oleh keringat lalu beralih ke telinga yang memerah. Ia tidak tahu, jika seseorang bisa begitu indah padahal sangat berantakan.

Taeyong menoleh lantas meraih bibir tebal kakak iparnya. Meredam suara meskipun bunyi pertemuan kulit ini lebih kencang dari apapun.

Jaehyun hampir meraih puncaknya.

“Mas Jaehyun.”

“Mas Jaehyun, bangun.”

Hah, bangun?

Jaehyun terhempas realita.

Mata Jaehyun terbuka dan menemukan iris doe yang menatapnya malu-malu.

“Taeyong?”

Suara serak Jaehyun membuat lelaki muda itu tak nyaman seketika.

“Maaf, ya. Aku ganggu tidur Mas Jaehyun,” ujar Taeyong sepelan mungkin. “Aku cuma mau tanya, Mas Jaehyun jadi anterin aku ke kampus, nggak? Kalau nggak bisa, biar aku berangkat sendiri aja. Naik ojek online.

Jaehyun menggeleng setelah berhasil mengumpulkan nyawa. “Saya anterin aja.”

“Yakin, Mas? Kalau masih ngantuk, aku bisa pergi sendiri.”

“Saya siap-siap dulu. Kamu tunggu aja di bawah,” tukas Jaehyun.

Taeyong menerima keputusan final itu.

“Kita sarapan dulu ya, Mas. Aku udah masak buat kita berdua.”

“Wow, o-kay.” Jaehyun mengusap canggung lehernya. “Thanks, ya. Sudah masakin juga buat saya.”

Jaehyun beranjak ke kamar mandi setelah pemuda itu mengangguk. Ia sempat mengusak surai gelap adik iparnya kala berlalu.

Mood Jaehyun sangat bagus pagi ini, meskipun mimpinya sempat terganggu. Memimpikan Taeyong bukanlah kali pertama, tapi mimpi-mimpi itu selalu terasa nyata. Meskipun pada akhirnya dia harus meluangkan waktu untuk menyelesaikan urusannya di kamar mandi.

“Masak apa, Yong?” tanya Jaehyun saat sampai di ruang makan. Ia sudah siap dengan setelan kaus putih dan celana pendek hijau army. Memperhatikan betapa sibuknya lelaki muda itu dengan berlembar-lembar kertas.

Loving Her Brother [Jaehyun × Taeyong]Where stories live. Discover now