05 - Kekecewaan

3.5K 378 43
                                    

Jam dinding menunjukkan pukul sebelas malam saat bel rumahnya berbunyi. Jaehyun bergegas membuka pintu dan menemukan Taeyong serta Krystal dengan banyak paperbag di tangan. Pria itu merasakan keanehan pada sikap Taeyong tapi ini mungkin hanya perasaannya saja.

Sorry, aku nggak bawa kunci,” ujar Krystal sembari masuk ke dalam rumah, kemudian segera menuju ke kamar saat handphone-nya berbunyi.

Jaehyun mengangguk kecil. Hendak membantu Taeyong dengan barang belanjaannya tapi pemuda itu terus berjalan masuk seolah keberadaan Jaehyun tak pernah ada. Jaehyun tak mengatakan apa-apa, pemuda itu mungkin kelelahan setelah keluar seharian.

Ketika Taeyong sibuk dengan barang belanjaannya di ruang tengah, pria itu memasuki kamarnya untuk mengambil dua paperbag berisi hadiah yang telah dipersiapkan untuk Taeyong saat kakak beradik itu keluar. Seumur hidupnya, Jaehyun tak pernah mau repot-repot pergi ke pusat perbelanjaan hanya untuk menyenangkan seseorang, tapi sekarang ia melakukannya.

“Taeyong,” panggil Jaehyun saat pemuda itu hendak masuk ke kamar setelah meninggalkan beberapa paperbag di ruang tengah. Mungkin milik Krystal.

“Saya–”

“Aku lagi nggak pengin ngomong sama Mas Jaehyun,” potong Taeyong.

“Kenapa, Taeyong?”

Apa yang salah? Mereka baik-baik saja sebelumnya.

“Nggak apa-apa,” tukas pemuda itu, lalu bergegas masuk ke kamar dan mengunci pintu.

Meninggalkan Jaehyun yang kebingungan dengan perubahan sikap adik iparnya.

Jaehyun menatap paperbag-paperbag itu dengan kecewa. Ia membawanya masuk ke kamarnya lagi dengan satu keyakinan bahwa Taeyong tak sedang baik-baik saja. Dibanding diam saja, Jaehyun memilih untuk menghampiri Krystal di kamarnya. Ia ketuk kamar itu hingga istrinya keluar meskipun sedikit memakan waktu. Wanita itu sudah rapi dengan blouse putih dan celana jeans biru.

“Ada apa, Jae?”

“Taeyong kenapa?” tanya Jaehyun to the point. “Dia nggak mau ngomong sama saya.”

Krystal menghela napas kecewa. “Bukan cuma kamu aja,” keluhnya. “Aku kasih tahu dia tentang kontrak kita. Aku udah jelasin, tapi dia pasti butuh waktu buat nerima ini.”

“Kenapa nggak ngomong dulu sama saya?”

“Kamu tenang aja, dia juga nggak bakal ngadu ke keluarga kamu,” jelas Krystal sembari memakai boots-nya. Paperbag yang ada di ruang tengah ia pindahkan ke kamarnya.

“Bukan itu masalahnya,” gumam Jaehyun.

Sorry, aku harus ke bandara sekarang. Mike udah nungguin,” tukas wanita itu seraya berlalu meninggalkan suaminya.

Pria itu mengunci pintu lalu masuk ke kamarnya. Ia mengistirahatkan tubuh dan pikirannya yang lelah tapi bayang wajah Taeyong yang kecewa tak mau hilang. Ternyata membiarkan Taeyong tinggal di rumah ini dan bertemu setiap hari membuatnya nyaris kehilangan jati diri. Atau memang begini rasanya jatuh cinta pada bocah?

Jaehyun seringkali dibuat dilema. Ia seorang pria dewasa yang sudah bisa membuat keputusan dengan pikiran matang, sementara Taeyong hanyalah seorang remaja yang bahkan belum pernah berpacaran. Bahkan Jaehyun tidak tahu bagaimana pendapat lelaki bermata bulat itu jika ada seorang pria menyukainya. Apakah Taeyong akan membencinya?

Besok Jaehyun berniat membicarakan kontrak itu. Taeyong mungkin menganggapnya pria brengsek yang tak bertanggungjawab. Jaehyun berniat menjelaskan versi dirinya.

Loving Her Brother [Jaehyun × Taeyong]Where stories live. Discover now